Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Bendungan Ukraina Meledak: Zelensky Perintahkan Evakuasi, Permukaan Air Reservoir Semakin Turun

Evakuasi warga di sekitar bendungan besar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka, Ukraina, yang meledak, terus berlangsung, Selasa (6/6/2023).
Video menunjukkan air yang mengalir deras di Sungai Dnipro di taman Kherson setelah bendungan hulu Kakhovka jebol dan mengeluarkan semburan air./Reuters
Video menunjukkan air yang mengalir deras di Sungai Dnipro di taman Kherson setelah bendungan hulu Kakhovka jebol dan mengeluarkan semburan air./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Evakuasi warga di sekitar bendungan besar Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka, Ukraina, yang meledak, terus berlangsung, Selasa (6/6/2023). Pada saat yang sama, level permukaan air di bendungan semakin turun. 

Dilansir laporan langsung BBC, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa telah mengumpulkan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional untuk merespons meledaknya bendungan tersebut. 

Zelensky mengatakan bahwa pemerintah melakukan segala daya upaya untuk menyelamatkan warga terdampak. Dia juga telah memerintahkan agar warga yang tinggal di zona bahaya, atau sekitar bendungan, untuk dievakuasi sesegera mungkin.

Bendungan yang dibangun pada zaman Soviet itu berlokasi persis di distrik Nova Kakhovka, Kherson, Ukraina, yang saat ini tengah diduduki oleh pasukan Rusia. Rusaknya bendungan raksasa itu telah menyebabkan banjir besar sehingga membuat warga di sekitar area bendungan harus mengungsi. 

Untuk diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun Reuters, ukuran dan kapasitas bendungan setara dengan Great Salt Lake di negara bagian Utah, Amerika Serikat (AS). 

Selain memerintahkan evakuasi warga, Zelensky turut menuduh bahwa Rusia merupakan pihak yang bertanggung jawab atas jebolnya bendungan tersebut. Dia menuduh Rusia, yang sudah sejak 2022 menginvasi Ukraina, telah meledakkan PLTA Kakhovka dari dalam sekitar pukul 02.50 waktu lokal. 

Menurutnya, imbas dari rusaknya bendungan itu, air banjir yang keluar bisa menggenangi 80 kota kecil dan desa.

Setidaknya, rusaknya bendungan itu berimbas paling besar kepada pasokan air bagi warga sekitar, hingga pasokan air pendingin ke stasiun tenaga nuklir di Zaporizhzhia, sekitar 100 mil ke hulu. Stasiun tenaga nuklir itu kini berada di bawah kendali Rusia, dan dalam waktu yang sama mereka membutuhkan reservoir tersebut. 

Kendati tak berisiko langsung kepada keselamatan nuklir secara langsung, Badan Energi Atom Internasional atau IAEA mengatakan bahwa kurangnya air pendingin di stasiun bisa mengganggu generator diesel darurat.  

"Tidak adanya air pendingin dalam sistem air pendingin esensial untuk jangka waktu yang lama akan menyebabkan bahan bakar meleleh dan generator diesel darurat tidak dapat beroperasi," kata Rafael Grossi dari Badan Energi Atom Internasional, dalam keterangannya yang dikutip BBC, Selasa (6/6/2023).

Secara bersamaan, kerusakan pada bendungan turut memicu turunnya permukaan air di reservoir 5 centimeter (cm) per jam. IAEA mengatakan bahwa apabila permukaan air jatuh ke level 12,7 meter, maka pompa tidak bisa bekerja untuk membangkitkan tenaga listrik.

Di sisi lain, pihak Rusia yang menduduki distrik Nova Kakhovka telah mengumumkan status kedaruratan (state of emergency) di daerag tersebut, berdasarkan media milik pemerintah TASS. 

Pada waktu yang sama, Rusia yang dituduh oleh Ukraina sebagai pihak bertanggung jawan turut mendapat kutukan dari dunia internasional. Misalnya, Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel bahkan menyebut penyerangan yang diduga dilakukan terhadap bendungan sebagai kejahatan perang. 

"Pengrusakan infrastruktur sipil secara jelas bisa dikualifikasi sebagai kejahatan perang," ujarnya dalam sebuag cuitan. 

Michel juga menyalahkan Rusia, dan mengatakan bahwa Uni Eropa bakal menuntut pertanggungjawaban negara tersebut.

Klaim dan tuduhan tersebut tak diamini oleh pihak Rusia. Pejabat yang didudukkan oleh Kyiv di Nova Kakhovka justru menyalahkan Ukraina karena merusak bendungan. 

Pihak Rusia juga mengatakan kerusakan bendungan hanya berada pada bagian atas pabrik yang dihancurkan oleh penembakan, bukan bendungan itu sendiri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper