Bisnis.com, JAKARTA - Produksi industri Jepang April 2023 berkontraksi sebesar 0,4 persen (month-on-month) menimbulkan keraguan pemulihan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, pada Rabu (31/5/2023) melaporkan data produksi industri Jepang pada April 2023 yang mengalami penurunan.
Mengutip pemberitaan Reuters, Rabu (31/5) penurunan tersebut terjadi dikarenakan pesanan yang melambat akibat permintaan global yang melemah.
Negara yang ekonominya bergantung pada ekspor kini perlu dihadapi dengan tantangan munculnya perlambatan di AS, Eropa dan China.
"Sentimen produksi saat ini masih pesimis karena adanya kekhawatiran terus-menerus tentang penurunan ekonomi di luar negeri," ucap Pejabat kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI).
Produsen yang disurvei oleh METI memperkirakan output akan meningkat 1,9 persen pada Mei dan 1,2 persen pada Juni, seiring dengan peningkatan pasokan suku cadang dan faktor lain yang meningkatkan output transportasi dan mesin produksi.
Baca Juga
Namun, pejabat METI menjelaskan ada risiko penyesuaian penurunan dalam rencana produksi akibat pelemahan di luar negeri.
Ekonom Daiwa Securities, Kota Suzuki menjelaskan bahwa berdasarkan indeks perkiraan, produksi pada Mei akan mengalami penurunan yang signifikan.
"Dengan permintaan global yang lemah terhadap barang, produksi kemungkinan akan tetap lemah dalam jangka waktu tertentu.” jelasnya.
Di sisi lain, penjualan ritel Jepang April 2023 naik 5 persen (yoy) namun mengalami kontraksi 1,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya.