Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan tanggapan terkait upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) terkait Kongres Luar Biasa Demokrat Deli Serdang yang dilayangkan oleh kubu Moeldoko.
Respons tersebut dirinya lontarkan sesaat setelah pertemuan pihak dari Demokrat dengan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Puri Cikeas, Bogor.
Saat merespons kasus tersebut, AHY sempat melontarkan candaan kepada Airlangga yang merupakan teman dari Meoldoko.
“Kami memang terus menghadapi yang saat ini sedang di lakukan, yaitu upaya peninjauan kembali, PK yang dilakukan oleh KSP Moeldoko, temennya Pak Airlangga di sana,” kata AHY seraya melirik ke Airlangga dengan senyuman diwajahnya, Sabtu (29/4/2023) malam.
Lontaran candaan dari AHY tersebut hanya dibalas dengan wajah datar dari Airlangga yang berada di sebelah AHY.
Namun, AHY tetap berterima kasih kepada Airlangga yang terus memberikan dukungan moril kepada dirinya dan Demokrat saat munculnya masalah ini.
Baca Juga
“Waktu itu saya ingat jelas beliau mengatakan wah yang begini-begini nggak boleh terjadi sebetulnya di negara kita dan tapi sudah terjadi dan masih terus terjadi,” ucapnya.
Terakhir, dirinya mengharapkan ke depannya tidak ada lagi kasus serupa lagi bagi partai-partai yang berada di Indonesia.
AHY meyakini pihaknya akan menang menghadapi upaya hukum PK yang dilayangkan oleh kubu Moeldoko.
Keyakinan AHY didasari pada track record kasusnnya. Diketahui, pihak AHY telah menang sebanyak 16 kali peradilan melawan gugatan kubu Moeldoko untuk kepengurusan partai berlambang bintang mercy tersebut.
Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga menyebut tidak ada novum baru dalam permohonan PK yang diajukan kubu Moeldoko.
“Kami meyakini, tim hukum kami meyakini, Demokrat meyakini, masyarakat luas meyakini, para pakar hukum meyakini tidak ada celah sedikitpun secara hukum yang bisa memenangkan PK KSP Moeldoko," kata AHY.
Sebelumnya, AHY menuding keputusan Moeldoko untuk mengajukan PK tepat satu hari setelah Demokrat mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres) menjadi bukti kuat bahwa jenderal purnawiran TNI itu berupaya untuk menggagalkan pencapresan ini.
Dia menilai, ada upaya serius yang dijalankan Moeldoko untuk menggagalkan pencapresan Anies, dan lebih parahnya lagi untuk membubarkan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dengan cara mengambil alih Partai Demokrat.
“Ada upaya untuk membubarkan Koalisi Perubahan. Tentu saja salah satu caranya dengan mengambil alih Partai Demokrat karena Demokrat merupakan salah satu kekuatan perubahan selama ini,” terangnya di Gedung DPP Demokrat, Senin (3/4/2023).