Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Menerima Estafet Keketuaan MIKTA dari Turki

Indonesia menerima estafet keketuaan MIKTA dari Turki dalam pertemuan para Menlu di New Delhi, India, pada Kamis (2/3/2023).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan tiga hal penting dalam kerja sama penguatan hak asasi manusia (HAM) saat menghadiri Sidang Dewan HAM PBB ke-52 di Jenewa, Swiss./Dok. Kemlu RI
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan tiga hal penting dalam kerja sama penguatan hak asasi manusia (HAM) saat menghadiri Sidang Dewan HAM PBB ke-52 di Jenewa, Swiss./Dok. Kemlu RI

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia telah melaksanakan serah terima keketuaan MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) dari Turki dalam pertemuan MIKTA di New Delhi, India, pada Kamis (2/3/2023). 

Terlaksananya serah terima keketuaan tersebut, membuat Indonesia akan menjadi ketua MIKTA hingga setahun ke depan.

Melansir dari laman resmi Kemenlu RI, Retno Marsudi menyampaikan 3 prioritas keketuaan Indonesia di MIKTA, dalam sambutannya saat serah terima keketuaan tersebut. 

Pertama, penguatan multilateralisme. Menurutnya saat ini multilateralisme sedang berada di bawah tekanan. 

Retno menekankan bahwa MIKTA harus menjadi yang terdepan dalam menjaga multilateralisme untuk mendorong keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bersama.

 “Indonesia percaya bahwa multilateralisme merupakan cara terbaik untuk memastikan semua negara berdiri sama tinggi dan mencegah kesewenang-wenangan pihak yang berkuasa,” katanya. 

Kedua, pemulihan yang inklusif. Menlu Retno mengatakan bahwa negara berkembang terus menghadapi prospek yang suram karena berbagai tantangan global. 

Menurutnya, jika itu terus berlanjut, maka dunia tidak akan bisa benar-benar pulih. Dia mengatakan bahwa MIKTA harus melakukan upaya dan langkah untuk mewujudkan pemulihan global yang kuat dan inklusif.

“Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tetap menjadi agenda inti MIKTA yang diperkuat  dengan dialog inklusif bersama mitra-mitra eksternal,” ujarnya. 

Ketiga, transformasi digital. Menurutnya, digitalisasi menjadi masa depan ekonomi MIKTA. Digitalisasi menciptakan peluang-peluang besar sekaligus tantangan-tantangan, seperti mis-informasi dan disinformasi.

“Oleh karena itu, tahun ini MIKTA harus mengintensifkan upaya-upaya untuk membangun norma, berbagi best practices, dan menggalang respons kolektif,” tambahnya.

Perlu diketahui bahwa keketuaan Indonesia di MIKTA juga bersamaan dengan keketuaan Indonesia di Asean. 

Menlu RI menyampaikan harapan Indonesia agar MIKTA dan Asean dapat menjadi jembatan dan kekuatan positif di kancah politik global.

Pada pertemuan MIKTA kali ini menghasilkan Joint Communique dan dilakukan di sela-sela rangkaian penyelenggaraan pertemuan Menlu negara-negara G20 di New Delhi, India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper