Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan mengirimkan lebih dari 15 juta eksemplar buku bacaan ke PAUD dan SD di 470 kabupaten/kota paling membutuhkan dalam pelaksanaan Program Merdeka Belajar ke-23.
Mendikbudristek Nadiem Makarim, program yang bertajuk Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi tersebut menjadi upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan terkait kedaruratan literasi di Indonesia.
Menurutnya, kedaruratan literasi yang dialami Indonesia tercermin dari hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 yang menunjukkan bahwa 1 dari 2 peserta didik di Indonesia belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Hasil tersebut, ujarnya, juga konsisten dengan hasil Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) yang selama 20 tahun terakhir memperlihatkan bahwa skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan berada di bawah rata-rata skor literasi membaca peserta didik di negara anggota OECD.
"Kita sudah mengetahui ini lama, data dari PISA pun sudah menunjukkan ini kepada kita dan mengonfirmasi lagi dengan hasil AN. Ini adalah satu permasalahan yang fundamental yang harus kita ubah," terangnya dalam Peluncuran Merdeka Belajar episode ke-23: Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia, Senin (27/2/2023).
Selain itu, Kemendikbudristek juga akan memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik terkait cara mengelola dan memanfaatkan buku bacaan yang telah disediakan di masing-masing sekolah.
Baca Juga
Pelatihan ini diharapkan dapat menginspirasi tenaga pengajar menemukan inovasi untuk memanfaatkan buku acaan secara menarik.
"Sekarang kita memulai ini praktik untuk membaca nyaring, di mana kita mengajar guru untuk membaca buku cerita dengan cara menarik dan intonasi yang menarik lalu bagaimana belajar cara membaca bersama-sama," kata Nadiem.
Lebih lanjut, program yang baru diluncurkan pada hari ini, Senin (27/2/2023) juga diharapkan dapat menjadi pelengkap dari berbagai inisiatif lain yang berfokus pada peningkatan literasi minimum dari peserta didik di Indonesia.