Bisnis.com, JAKARTA - Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati menyatakan peran strategis anak muda dalam pencapaian target Zero Waste, Zero Emission.
Indonesia, kata Rosa, saat ini memiliki 70,72 persen penduduk usia produktif, yakni dari umur 15-64 tahun yang diharapkan membantu Indonesia mencapai masa keemasan pada 2045 mendatang.
“Berdasarkan hasil survei yang terangkum dalam Indonesia Gen Z Report 2022, sebanyak 79 persen generasi muda menyatakan perubahan iklim merupakan isu serius dan 70 persen merasa bertanggung jawab terhadap iklim,” tegasnya pada Dialog Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 di Jakarta, Selasa (21/02/2023).
Hal itu, lanjutnya, menunjukkan bahwa, anak muda memiliki peran strategis dalam pencapaian target Zero Waste, Zero Emission.
Rosa juga melihat dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak bermunculan pelaku usaha yang “concern” terhadap isu sampah dan bisnisnya menekankan pada faktor lingkungan dan masyarakat.
“Hingga Januari 2023 ini, telah teridentifikasi 209 pelaku usaha socio-entrepreneurship yang bergerak di bidang pengurangan dan penanganan sampah di Indonesia antara lain toko curah (bulkstore), bisnis refill, bisnis reuse, waste collection and recycle, dan bisnis upcycle,” jelasnya.
Baca Juga
Hal lainnya tambah Rosa Vivien, berdasarkan data yang dihimpun, saat ini semakin banyak investor internasional maupun nasional yang mulai melirik untuk memberikan pendanaan bagi usaha-usaha rintisan di bidang pengelolaan lingkungan.
Data Angel Investor Network Indonesia (ANGIN) menunjukkan, ada 120 pendanaan kepada bisnis sosial sejak 2013. Sementara itu Data Dealroom menunjukkan investasinya berkontribusi lebih dari 50 miliar euro sejak 2015 .
Kabar terbaru, lanjutnya, salah satu startup pengelolaan sampah waste4Change meraih pendanaan seri A senilai 5 juta dolar AS atau senilai dengan 76 miliar rupiah yang dipimpin oleh AC Ventures dan PT. Barito Mitra Investama.
Saat ini Kementerian LHK, kata Rosa, terus mengembangkan upaya-upaya inovatif serta terintegrasi dari hulu ke hilir dengan mengoptimalkan seluruh rantai nilai pengelolaan sampah, seperti menerapkan Extended Producer Responsibility (EPR).
“Pendekatan gaya hidup minim sampah, mengembangkan bank sampah, membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pendekatan sampah sebagai bahan baku daur ulang,” ujar Rosa.
Di samping itu, KLHK juga melakukan penguatan pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam negeri untuk usaha daur ulang khususnya sampah terpilah plastik dan kertas sebagai sumber energi alternatif seperti menjadi energi listrik atau sampah menjadi biogas.