Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina membantah klaim Rusia yang menewaskan 600 tentaranya, dan menyebut hal itu sebagai "propaganda".
Dilansir BBC.com, Senin (9/1/2023), Moskow mengklaim, tanpa memberikan bukti apa pun, bahwa "serangan rudal massal" di timur kota Kramatorsk telah menewaskan lebih dari 600 pasukan Ukraina.
Hal itu sebagai pembalasan atas serangan Ukraina di pangkalan Rusia yang menewaskan puluhan tentara Rusia pada Tahun Baru. Tapi militer Ukraina mengatakan ini tidak benar.
"Ini bagian lain dari propaganda Rusia," kata Serhiy Cherevaty, Juru Bicara Tentara Ukraina, kepada BBC.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menewaskan lebih dari 600 prajurit Ukraina dalam serangan di gedung-gedung yang menampung sementara pasukan Ukraina.
Lebih dari 1.300 tentara Ukraina ditempatkan di dua gedung, kata Moskow.
Baca Juga
Serangan itu sebagai "serangan balasan" untuk membalas kematian 89 tentara Rusia yang tewas di Makiivka.
Ukraina mengatakan sebanyak 400 orang tewas atau terluka dalam insiden itu, sementara kaum nasionalis Rusia di media sosial menyebut ratusan orang.
Moskow belum memberikan bukti klaimnya tentang kematian di Kramatorsk.
Dengan mencocokkan gambar serangan yang diterbitkan oleh pejabat setempat dengan citra satelit Google dan gambar lainnya secara online, BBC telah mengonfirmasi lokasi dua situs yang terpisah sekitar satu mil di Kramatorsk.
Serangan terjadi di dekat dua gedung sekolah - sekolah kejuruan nomor 28 dan 47 - yang sesuai dengan nomor asrama yang disediakan Rusia. Moskow mengatakan bangunan itu menampung personel militer Ukraina.
Namun, tidak ada bukti visual yang menunjukkan bahwa kedua bangunan ini rusak parah atau telah terjadi kematian massal dalam skala yang diklaim oleh Rusia.