Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) berencana mengirimkan unit rudal Patriot ke Ukraina untuk memperkuat pertahanannya terhadap serangan Rusia.
Dilansir dari Deutsche Welle pada Kamis (22/12/2022), seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa sistem pertahanan udara Patriot akan menjadi aset penting untuk membela rakyat Ukraina dan menjaga infrastrukturnya dari serangan keji Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, dalam kunjungan luar negeri pertamanya sejak invasi Rusia.
Dalam pertemuan itu, Biden mengumumkan paket bantuan militer tambahan senilai US$1,85 miliar atau Rp28,77 triliun kepada Ukraina. Bantuan tersebut termasuk satu baterai rudal Patriot dan bom berpemandu guna memperkuat pertahanan Ukraina pada musim dingin ini.
Langkah tersebut juga akan mengirim pesan kuat ke Moskow dan sekutu Eropa, bahwa AS siap mengirim beberapa persenjataan pertahanan rudal canggihnya untuk membantu Kyiv melawan Rusia.
Bagaimana sistem kerja rudal Patriot?
Rudal Patriot dibuat oleh perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan AS Raytheon. MIM-104 Patriot merupakan sistem rudal surface-to-air-missile atau SAM, atau rudal darat dengan target di udara yang awalnya dikembangkan untuk mencegat pesawat terbang tinggi. Kemudian seiring perkembangan zaman, sistem ini dimodifikasi pada 1980-an untuk fokus pada ancaman baru rudal balistik taktis.
Baca Juga
Sistem Patriot hadir menggunakan baterai yang sepenuhnya bergerak mencakup pusat komando, stasiun radar untuk mendeteksi ancaman yang masuk, dan peluncur.
Menurut lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS) AS, rudal pencegat saat ini untuk sistem Patriot menelan biaya sekitar US$4 juta (Rp62 miliar) per rudal dan biaya peluncur masing-masing sekitar US$10 juta (Rp150 miliar). Baterai ini secara teratur digunakan di seluruh dunia.
Selain itu, Patriot juga pernah dioperasikan atau dibeli oleh beberapa negara lain, mulai dari Belanda, Jerman, Jepang, Israel, Arab Saudi, Kuwait, Taiwan, Yunani, Spanyol, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Qatar, Rumania, Swedia, Polandia, dan Bahrain.
Raytheon mengatakan berencana untuk terus memperbarui sistem hingga setidaknya 2048. Baterai Patriot saat ini dapat bertahan melawan rudal balistik taktis, rudal jelajah, drone, pesawat terbang, dan "ancaman lain" yang tidak ditentukan perusahaan.
Ini adalah beberapa aset lintas udara yang digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina. Namun, pasukan Rusia juga menggunakan perangkat yang lebih kecil, seperti drone mini yang lebih dekat ke tanah, yang lebih sulit dilacak dan dicegat oleh sistem Patriot.
Menurut militer Jerman sistem Patriot mampu mencakup area sekitar 68 kilometer (42 mil).
Radar rudal Patriot juga dapat melacak hingga 50 target dan menyerang lima di antaranya sekaligus. Tergantung pada versi yang digunakan, rudal pencegat dapat mencapai ketinggian lebih dari 2 kilometer dan mencapai target hingga 160 kilometer jauhnya.
Menurut CSIS setiap unit membutuhkan sekitar 90 tentara untuk beroperasi.
"Kami akan melatih pasukan Ukraina tentang cara mengoperasikan baterai rudal Patriot di negara ketiga. Ini akan memakan waktu, tetapi pasukan Ukraina akan membawa pelatihan itu kembali ke negara mereka untuk mengoperasikan baterai ini," pungkas pejabat itu.