Bisnis.com, JAKARTA - Protes besar-besaran terjadi di China untuk menentang kebijakan pembatasan Covid-19, menyusul tragedi kebakaran di apartemen yang menewaskan 10 orang. Mereka menyebut Presiden Xi Jinping gagal mengendalikan Covid-19.
Pada video yang diunggah di media sosial, di Kota Shanghai ribuan orang turun ke jalan untuk mengenang para korban dan memprotes pembatasan Covid-19 di negara itu.
Mereka menuntut Presiden Xi Jinping untuk segera mengundurkan diri karena dianggap telah gagal mengendalikan Covid-19 di China. Selain itu, banyak orang yang menyalahkan penguncian wilayah atas kebakaran yang terjadi di apartemen.
Meski begitu, pihak berwenang membantah bahwa pembatasan Covid-19 jadi penyebab kebakaran di apartemen. Namun, pejabat di Urumqi tidak menyampaikan permintaan maaf, tetapi berjanji akan segera mencabut pembatasan.
Adapun, dalam aksi unjuk rasa itu, terdengar teriakan para demonstran meneriaki Xi dan partainya.
"Xi Jinping, mundur, Partai Komunis China, mundur," teriak para demonstran seperti dilansir dari BBC, pada Senin (28/11/2022).
Baca Juga
Sedangkan, di Chengdu, para demonstran mengangkat kertas kosong dan menyindir Xi dalam aksinya tersebut.
"Kami tidak menginginkan penguasa seumur hidup. Kami tidak menginginkan kaisar," teriak para demonstran.
Beberapa pengunjuk rasa juga meneriakkan makian kepada polisi. Seorang pengunjuk rasa mengatakan, bahwa salah satu temannya dipukuli oleh polisi di tempat demo, sementara dua lainnya disemprot dengan bubuk merica.