Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin memastikan bahwa kemiskinan dan stunting akan terus menjadi program prioritas pemerintah untuk dapat direalisasikan, di mana tingkat kemiskinan ekstrem disimulasikan mencapai 0,76 persen pada 2024 dan tahun yang sama target angka prevalensi stunting capai 14 Persen.
Dia mengatakan, bahwa mengingat Indonesia tengah dihantui resesi dan inflasi (reflasi) pada tahun mendatang, tetapi optimistis orang nomor dua tersebut meyakini bahwa kedua program pemerintah itu dapat tercapai sekalipun Indonesia di ambang ancaman reflasi ekonomi 2023.
Ma’ruf menjelaskan, untuk mencapai program pengentasan kemiskinan dan stunting, pemerintah tentunya melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemda serta swasta melalui pendanaan seperti APBN, APBD, dan dana desa yang dilakukan dalam strategi operasional, pemerintah membagi zona agar penanganan yang dilakukan jelas dan tepat sasaran.
"Kami membagi operasional melalui zona, artinya daerah-daerah kita bagi penanganannya ke masing-masing daerah dan di daerah kita lakukan pendalaman. Sekarang sedang dilakukan sensus nasional jadi peta stunting maupun kemiskinan ekstrem agar pemetaannya makin jelas," ujarnya kepada wartawan, Kamis (24/11/2022).
Lebih rinci, dia menyebut mempercayakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menjadi penanggung jawab langsung di lapangan dalam penurunan angka stunting dengan berbasis keluarga.
Meski begitu, Ma’ruf memang mengamini angka stunting saat ini masih tinggi, tetapi angka tersebut merupakan akumulasi gabungan dari beberapa daerah. Begitu juga dengan kemiskinan ekstrem jelas telah dipetakan, yang saat ini masih 3,2 persen diyakini 2024 menjadi 0 persen.
Baca Juga
"Memang untuk stunting ada yang agak tinggi dan agak rendah jadi di 2024 itu ada yang memang masih 20 persen ada yang mungkin 18 persen tapi ada juga di bawah 10% dari pemetaan kita simulasi yang dicoba dipetakan dari beberapa kemungkinan hasil," pungkas Ma’ruf.