Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perjalanan Menuju Kawasan IKN Nusantara

Jangan bayangkan kondisi IKN Nusantara saat ini seperti Jakarta karena pemerintah benar-benar membangun kawasan ini dari nol.
Pekerja dengan bantuan alat berat menyelesaikan pembangunan jalan lingkar Sepaku segmen 2 di Lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Pekerja dengan bantuan alat berat menyelesaikan pembangunan jalan lingkar Sepaku segmen 2 di Lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA -- Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus berbenah. Kendaraan berbagai jenis dan ukuran lalu lalang di kawasan yang rencananya akan menggantikan Jakarta sebagai ibu kota negara.

Namun demikian, jangan bayangkan kondisi IKN Nusantara saat ini seperti Jakarta. Pemerintah benar-benar membangun kawasan ini dari nol. Tidak ada jalan tol mengular dari barat ke timur atau selatan ke utara, apalagi mal dan tetek bengek-nya. Sepanjang mata memandang yang terlihat hanya jalanan tanah yang dikeraskan menggunakan batu dan hamparan pohon akasia.

Pohon akasia di kawasan IKN adalah milik PT ITCI Hutani Manunggal (IHM). Dalam catatan Bisnis, perusahaan ini merupakan mitra strategis bagi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), pabrik bubur kertas atau pulp yang sering dikaitkan dengan taipan Sukanto Tanoto. Kawasan IKN Nusantara sebagian berada di kawasan hutan tanaman industri atau HTI milik IHM.

Ada dua jalur yang bisa digunakan untuk menjangkau kawasan IKN. Pertama, jalur darat melewati Balikpapan kemudian ke arah Penajam Paser Utara. Kedua, jalur perairan yang bisa diakses dari Pelabuhan Semayang menuju dermaga PT IHM.

IKN Nusantara
IKN Nusantara

(Dermaga milik PT IHM yang menjadi awal perjalanan menuju kawasan IKN Nusantara./JIBI-Edi Suwiknyo)

Bisnis mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung lokasi IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur melalui jalur perairan. Lokasi IKN dapat diakses menggunakan speed boat melalui Pelabuhan Semayang mengarungi Teluk Balikpapan menuju dermaga milik PT IHM.

Sampai dermaga PT IHM, perjalanan kemudian dilanjutkan melalui jalur darat. Jalan tanah, debu yang berterbangan, lalu lalang kendaraan pengangkut kayu dan material menemani sekitar 30 menit perjalanan ke wilayah titik nol IKN Nusantara. "Ini beruntung, kalau hujan sulit melewati jalanan ini," ujar sopir yang mengantar ke kompleks IKN Nusantara.

Tanah di sekitar kawasan IKN memang rawan amblas. Ini terjadi karena jenis tanah di kawasan itu adalah clay shale. Jenis tanah ini akan sangat keras jika cuaca panas. Namun ketika hujan tiba, tanah akan menjadi licin dan rawan amblas.

Berbeda dengan Jakarta atau mayoritas wilayah di Jawa, yang bisa dibangun gedung pencakar langit lebih dari 10 lantai, di IKN pemerintah harus benar-benar memutar otak. Kontur dan jenis tanah di IKN tidak cocok untuk bangunan tinggi. Desain bangunan perlu disesuaikan dengan bentang alam, termasuk kondisi tanah yang rawan amblas.

IKN Nusantara
IKN Nusantara

(Suasana titik nol IKN Nusantara./Istimewa)

Setelah naik turun bukit dan berjibaku dengan debu jalanan, perjalanan akhirnya sampai di titik nol IKN Nusantara. Titik nol IKN Nusantara tidak menggeser posisi Sabang, sebutan tersebut sebenarnya hanya hanya sekadar titik acuan dalam pembangunan IKN Nusantara.

"Jadi itu hanya titik koordinat, bukan titik nol kilometer seperti di Sabang," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rozali Indra Saputra.

Berbeda dengan kawasan lain di IKN, di titik Nol Nusantara suasana cukup ramai dan sudah tertata cukup rapi. Wisatawan dari berbagai daerah baik dari sekitar Kalimantan dan luar Kalimantan, terutama Pulau Jawa berdatangan di wilayah tersebut. Ada yang hanya sekadar berwisata atau menuntaskan penasaran tentang IKN yang begitu fenomenal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper