Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkes Ingatkan Masyarakat: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir

WHO menyatakan akhir pandemi sudah di depan mata. Kemenkes pun memberikan penjelasan terkait pernyataan tersebut.
Kemenkes Ingatkan Masyarakat: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir. Ilustrasi virus Covid-19 varian AY.4.2/Times of India rn
Kemenkes Ingatkan Masyarakat: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir. Ilustrasi virus Covid-19 varian AY.4.2/Times of India rn

Bisnis.com, JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir, meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada pekan lalu mengatakan bahwa akhir pandemi sudah di depan mata.

Syahril menilai pernyataan WHO tersebut bukan pengumuman akhir dari pandemi, tetapi hanya mengingatkan bahwa akhir pandemi harus diraih.

"Tanggal 14 September yang lalu Sekjen WHO mengumumkan tanda-tanda pandemi ini sudah di depan mata, tapi beliau mengingatkan, bukan semata-mata berakhir, tapi tanda-tanda itu harus dijemput," ujar Syahril dalam diskusi virtual Meet the Expert: Kapan Pandemi Berakhir?, Jumat (23/9/2022).

Oleh karenanya, sambung Syahril, WHO mengimbau setiap negara untuk menyelesaikan vaksinasi terhadap lansia dan tenaga kesehatan. Selain itu, testing dan sequencing juga harus digiatkan agar dapat mendeteksi varian baru.

WHO juga mengingatkan bahwa sistem kesehatan juga harus dipersiapkan agar dapat melakukan pencegahan, pengendalian, dan menghadapi lonjakan kasus. Terakhir, lanjut Syahril, WHO juga menyarankan agar penyampaian informasi tentang pandemi harus jelas, yakni setiap orang masih bisa tertular dan masih ada kemungkinan muncul varian baru.

"Nah ini rekapan dari WHO, dapat melihat pandemi akan berakhir bukan berarti telah berakhir. Di banyak negara pembatasan sosial sudah dicabut tapi sesungguhnya gap vaksinasi masih besar,"  jelasnya.

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menambahkan bahwa pandemi memang belum berakhir dan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Meski begitu, Pandu menilai WHO memang ingin mencabut status kedaruratan masyarakat, sebab saat ini kasus Covid-19 di seluruh negara hampir semunya menurun.

"Yang penting adalah kematian dapat ditekan serendah-rendahnya. Supaya makin rendah, WHO menyarankan penduduk yang berisiko harus mendapat vaksinasi 100 persen," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper