Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan penggunaan komponen lokal minimal 60 persen dalam proses produksi alat kesehatan di Indonesia.
Budi menyampaikan bahwa target tersebut dilatarbelakangi oleh pertimbangan di mana alkes yang dimiliki Indonesia hingga saat ini masih didominasi oleh bahan impor, baik bahan yang sudah jadi maupun bahan bakunya.
Hal ini dapat terlihat dari tingginya transaksi alkes impor yang mencapai angka 88 persen dalam hanya kurun waktu selama 1 tahun (2019-2020), dengan transaksi produk lokal yang hanya berkisar 12 persen.
Ketergantungan Indonesia terhadap produk impor juga semakin terasa ketika penyakit Covid-19 pertama kali ditetapkan sebagai pandemi pada 2020 lalu. Hal tersebut dapat dilihat dari sulitnya Indonesia untuk bisa memperoleh alkes karena diberlakukannya sistem lockdown dan pembatasan mobilitas, baik manusia maupun barang.
“Saat pandemi kemarin terasa sekali, cari masker susah, APD susah. Untuk memastikan adanya kemandirian alat kesehatan dalam negeri, kita melakukan transformasi kesehatan utamanya pilar ketiga yakin transformasi ketahanan sistem kesehatan, jadi kalau ada pandemi lagi kita tidak bergantung dengan negara lain,” ucap Budi.
Melalui transformasi kesehatan dalam bidang ketahanan sistem kesehatan ini, Budi mengharapkan agar Indonesia kedepannya dapat menghasilkan alkes berteknologi tinggi. Dia menambahkan, pihaknya kini juga tengah mengupayakan pembuatan sejumlah alkes, seperti tempat tidur, infuse pump, meja bedah, serta bed monitor.
Baca Juga
Sementara itu, untuk mendukung keberhasilan penggunaan alkes lokal di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia, Budi mengarahkan agar angka belanja alkes dalam negeri dapat terus dimaksimalkan.
Adapun hingga Agustus 2022, Kemenkes telah berhasil merealisasikan sebanyak 4 triliun anggaran belanja dalam negeri, dari total anggaran belanja barang sebesar 19 triliun.
“Kemenkes berkomitmen dari 38 persen triliun anggaran belanja barang tahun ini, sekitar 19 triliun (42 persen) saya minta belanjanya dalam negeri. Sampai Agustus kemarin sudah terealisasi 4 triliun, sampai akhir tahun kita harapkan bisa terealisasi 100 persen,” terang Menkes.
Untuk diketahui, Budi telah menginisiasikan adanya 6 transformasi di bidang kesehatan yang akan menjadi target Kemenkes hingga 2024 mendatang.
Keenam transformasi kesehatan itu meliputi transformasi layanan primer, layanan rujukan, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan, dan teknologi kesehatan.