Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Tahun Politik, Ini Pentingnya Political Sense bagi Praktisi Bisnis

Indonesia akan memasuki pesta demokrasi lima tahunan pada 2024, menyongsong momen tersebut praktisi atau profesi PPGA memiliki 5 pilar yang harus dikuasai. 
Pemilu 2024./Antara
Pemilu 2024./Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Mengasah political sense menjadi hal penting bagi praktisi Public Policy and Government Affairs (PPGA) dalam menghadapi tahun politik. Hal tersebut akan memperkuat praktisi PPGA dalam beradaptasi, khususnya terhadap perubahan karena pergantian kekuasaan politik melalui Pemilu 2024 mendatang.

Founder Indonesia Public Policy & Government Affairs (IPPGA) Group, Arief Budiman mengatakan, Indonesia akan memasuki pesta demokrasi lima tahunan pada 2024. Untuk menyongsong momen tersebut praktisi atau profesi PPGA memiliki 5 pilar yang harus dikuasai. 

“Karena profesi ini [PPGA] memiliki potensi besar dan penting sebagai think tank dan ‘diplomat’ organisasinya terhadap pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif,” ujar Arief dalam diskusi “Looking Ahead for 2024 Election”, di T-Hub by Tokocrypto, dikutip pada Senin (25/7/2022). 

Arief menjelaskan, aspek politik memiliki unsur penting dalam menjaga stabilitas perusahaan. Sebab, berbicara politik akan erat kaitannya dengan pemahaman utuh terhadap kekuasaan. Karena pada dasarnya setiap sistem politik melahirkan kebijakan publik bagi keberlangsungan dunia usaha.

Perubahan kekuasaan politik, kata dia, secara siklus lima tahunan atau setelah 10 tahun karena dua periode berkuasa, umumnya akan mengubah arah kebijakan politik maupun ekonomi. Yaitu yang dianggap relevan dan penting bagi keberlangsungan sebuah negara, hingga unsur terkecil di tengah masyarakat yaitu pelaku usaha tak terkecuali perusahaan.

Dengan mengasah political sense dalam menyongsong perubahan kepemimpinan Indonesia, praktisi PPGA dinilai akan lebih siap menyusun scenario planning bagi kepentingan perusahaan. Bahkan, lanjutnya, dengan diasahnya political sense akan mampu menganalisa empat fundamental dari kondisi politik saat ini.

Kondisi politik yang bisa dianalisa yaitu bentukan bangun koalisi partai, bagaimana tokoh-tokoh kandidat populer calon presiden dan calon wakil presiden berpengaruh terhadap kohesi sosial politik, konsesi distribusi kekuasaan, dan terakhir fokus kebijakan ekonomi.

“Dari nama-nama yang muncul adakah yang memiliki visi bermakna untuk Indonesia? Bagaimana mereka memandang industri ke depan, rencana kebijakan ke depan, apa dampak konstelasi politik bagi bisnis di sektor industri, baik itu sektor migas, sektor FMCG, sektor tambang dan lain-lain. Itu semua bisa dianalisis dari karakter nama-nama populer tersebut,” tuturnya lugas.

Sementara itu Chief Operating Officer (COO) Tokocrypto Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan acara ini diselenggarakan agar praktisi PPGA dapat saling bertukar pemikiran dan berbagi pengalaman. Guna memperkuat perputaran gagasan terkait kebijakan pemerintah sekaligus dinamikanya dari sisi masing-masing industri.

Sebab sebagai salah satu industri yang sangat dekat kaitannya dengan ekosistem kebijakan publik dan pemerintahan, Tokocrypto berpandangan bahwa tidak ada ilmu dan pengalaman terbaik, selain dari mereka yang hampir setiap hari mengelola hubungan perusahaan dengan pemerintahan yaitu praktisi PPGA.

“Kami meyakini bahwa hubungan pemerintahan adalah investasi sosial-politik yang sangat penting bagi dunia usaha, tidak cuma melulu tentang mengurus perizinan. Tetapi juga mencari dan belajar tentang praktik terbaik  tentang bagaimana peran bagi PPGA ini dapat secara optimal memberikan nilai bagi kepastian, keamanan, stabilitas, keberlangsungan, dan pada akhirnya meningkatkan manfaat bagi benefit perusahaan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) IGICO Advisory Neneng Herbawati mengatakan peran PPGA semakin penting untuk memberi arah perusahaan dalam menjaga keberlangsungan bisnis yang berkelanjutan.

“Kami sepakat bahwa peranan PPGA semakin penting di tengah volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity [VUCA], mengacu pada lingkungan bisnis yang semakin bergejolak, kompleks, dan semakin tidak pasti di tengah berbagai kebijakan pemerintah di dalam negeri dan situasi global yang kian tidak menentu. PPGA dan VUCA telah menjadi suatu hal yang biasa dalam satu dekade terakhir,” tutup Neneng.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper