Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Prancis Emmanuel Macron merombak pemerintahannya setelah aliansi penguasa partai tengah gagal memenangkan mayoritas parlemen bulan lalu.
Macron kemarin membuat beberapa perubahan penting pada posisi strategis. Dia akhirnya menyerah pada tekanan publik dengan mencopot Damien Abad, menteri solidaritas dan kohesi sosial, yang saat ini menghadapi penyelidikan pemerkosaan.
Direktur Palang Merah Prancis, Jean-Christophe Combe dinominasikan untuk menggantikan Abad, yang dengan tegas membantah tuduhan terkait dengan pelanggaran seksual oleh beberapa wanita terhadapnya melalui pers.
Secara mengejutkan, ekonom senior Organisasi untuk kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) Laurence Boone diangkat sebagai Menteri urusan Eropa yang baru menggantikan Clement Beaune. Dia disebut telah memainkan peran kunci dalam negosiasi dengan Inggris mengenai Brexit.
Dalam perombakan itu, Christophe Bechu, wali kota Angers Loire dan sekutu penting mantan Perdana Menteri Edouard Philippe, diangkat menjadi menteri lingkungan hidup. Dia menjadi pengganti loyalis Macron Amelie de Montchalin. Montchalin mengundurkan diri setelah kalah dalam perebutan kursinya di pemilu parlemen.
Sedangkan Menteri Kesehatan Olivier Veran, yang menangani krisis di sebagian besar masa pandemi virus Corona, ditugaskan untuk membuat kebijakan pemerintah setelah pindah ke peran kabinet yang berbeda pada Mei lalu seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (5/7/2022).
Baca Juga
Meskipun aliansi Macron yang berkuasa memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan parlemen 19 Juni lalu, namun aliansi itu kehilangan mayoritas dan sekarang perlu membangun koalisi untuk mendorong undang-undang melalui parlemen.
Perombakan kemarin menjadi pembaharuan besar yang dapat mengubah nasib Macron. Sedangkan peran kunci seperti perdana menteri dan menteri keuangan tetap tidak berubah.
Frederic Says, seorang komentator politik untuk penyiar France Culture, mengatakan di Twitter bahwa langkah Macron adalah sebuah pesan bahwa kesetiaan akan dihargai.
Ketua Partai Komunis Fabien Roussel mengatakan kepada penyiar LCI bahwa perombakan itu “terasa seperti baru dimulai lagi dengan orang yang sama”.