Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia vs Ukraina memasuki hari ke-122. Kian memanas, Ukraina laporkan tengah bersiap mundur dari jantung kota Severodonetsk.
Dilansir dari The Guardian, Sabtu (25/6/2022), setelah melakukan perlawanan sengit selama berminggu-minggu, pasukan Ukraina bersiap mundur seusai Sergiy Gaiday, selaku gubernur wilayah setempat telah mengkonfirmasi mendapat surat perintah mundur dari pihak terkait.
Tak hanya itu, Sergiy juga menambahkan bahwa 90 persen kota industri di negaranya telah rusak. Pada lain kesempatan, kepala administrasi militer Severodonetsk, Roman Vlasenko, menyampaikan kemungkinan terburuk yang harus diterima para pasukannya.
Kepada Radio Svoboda, Roman menyampaikan adanya penundaan jadwal purna jabat para pasukannya. Seluruh tentara Ukraina masih akan terus dikerahkan guna menjadi lapisan pertama yang melindungi negerinya.
"Membutuhkan waktu bagi mereka [para pasukan tentara Ukraina] untuk pensiun,” jelasnya.
Ini rangkuman peristiwa konflik Rusia vs Ukraina hari ke-122.
Rusia Potong Pasokan Gas, Jerman Krisis Bahan Bakar
Jerman tengah dihadapkan pada kondisi sulit, masyarakat Jerman harus bersiap menghadapi kenaikan harga gas yang digadang-gadang tembus hingga tiga kali lipat dalam beberapa bulan mendatang.
“Kenaikan harga dimungkinkan akan tembus tiga kali lipat,” jelas Klaus Müller, selaku kepala agen jaringan federal Jerman.
Hal tersebut merupakan buntut panjang setelah Rusia membatasi pengiriman gas ke Eropa. Sebelumnya, Moskow mengurangi aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 sebesar 40 persen pada minggu lalu.
Dewan Eropa Siap Gelontorkan 9 Miliar Euro Untuk Ukraina
Dalam sebuah pernyataan yang dibuat oleh perdana menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, pada KTT Dewan Eropa di Brussels, Jumat (24/6/2022) mengatakan bahwa hak masyarakat Ukraina mulai dari gaji para pekerja hingga fasilitas pelayanan publik menjadi faktor utama yang mendorong suntikan dana ini.
“Ada perang di Ukraina dan tidak ada yang membayar perawat, guru, polisi, penjaga perbatasan atau banyak lainnya. pelayanan publik." jelasnya.
Rusia Kecam keputusan Uni Eropa
Rusia mengultimatum Uni Eropa setelah kabar menyoal penerimaan Ukraina dan Moldova sebagai calon anggota Uni Eropa mencuat.
Maria Zakharova, selaku juru bicara kementerian luar negeri Rusia, mengatakan “Dengan keputusan untuk memberikan Ukraina dan Moldova status negara kandidat, Uni Eropa telah mengkonfirmasi bahwa mereka terus secara aktif mengeksploitasi CIS pada tingkat geopolitik,” jelasnya.
Ukraina Temukan Jaringan Mata-Mata Rusia yang Libatkan Anggota Parlemen Ukraina
Badan keamanan domestik Ukraina mengatakan pada, Jumat (24/6/2022) bahwa pihaknya telah menemukan jaringan mata-mata Rusia yang melibatkan anggota parlemen Ukraina Andriy Derkach.
Andriy sebelumnya sempat dituduh oleh AS sebagai agen Rusia. Dinas keamanan negara mengatakan bahwa Derkach, yang kini keberadaannya tidak dijelaskan, mendirikan jaringan perusahaan keamanan swasta untuk memudahkan dan mendukung masuknya unit Rusia ke kota-kota selama invasi terjadi sejak gesekan geopolitik pecah pada 24 Februari di Moskow.
Penculikan di Kota Melitopol Meningkat Drastis
Penculikan massal telah terjadi di Melitopol. Tak main-main, bahkan walikota Ukraina Tenggara mengkonfirmasi setidaknya sudah lebih dari 500 orang dilaporkan diculik.
“Lebih dari 500 orang telah diculik dalam empat bulan terakhir,” kata Ivan Fedrov, dikutip pada Sabtu (25/6/2022).
Laut Hitam Luluh Lantah, Ukraina Butuh Waktu Satu Dekade Untuk Kembali Bangun Infrastruktur
Ukraina membutuhkan satu dekade untuk kembali membangun infrastruktur pelabuhan Laut Hitam yang kini di blokade oleh Rusia guna mencegah ekspor biji-bijian global.
Wakil menteri pertanian Ukraina mengatakan, “Untuk rute alternatif, dibutuhkan investasi 10 tahun untuk membangun infrastruktur yang diperlukan guna menggantikan infrastruktur pelabuhan Laut Hitam ini, yang kami bangun sekitar 20 tahun, mulai tahun 2000,” kata Taras Vysotskiy, pada Jum’at (24/6/2022).
Rusia Telah Kirim 70 Rudal
Jika dihitung sejak awal pecahnya invasi, Rusia telah meluncurkan 70 rudal ke Odesa sejak 24 Februari. Hal tersebut disampaikan jaksa wilayah kota Odesa. Mengacu pada informasi yang dibagikan, sebagian besar rudal telah dikirimkan ke daerah pemukiman dan fasilitas umum.