Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan angka kemiskinan di DKI Jakarta menjadi sorotan. Pasalnya, jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta terus meningkat selama 3 tahun terakhir (2019-2021).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa peningkatan angka kemiskinan di Jakarta merupakan imbas pandemi Covid-19. Menurutnya peningkatan angka kemiskinan tak hanya di Jakarta, tetapi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
"Ya kalau peningkatan [kemiskinan] di semua wilayah di seluruh Indonesia meningkat karena adanya pandemi. Di semua negara di dunia, terjadi peningkatan karena pandemi," kata pria yang akrab disapa Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, pada Selasa (21/6/2022).
Namun, Wagub mengklaim bahwa pertumbuhan ekonomi di Jakarta kini terus menanjak secara signifikan. Bahkan, ada penurunan angka kemiskinan dalam beberapa bulan terakhir.
"Ini sudah ada penurunan angka kemiskinan karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kita kan kembali normal. Teman-teman merasakan sekarang hidup kita sudah mulai normal memang tantangannya mulai macet. Di sisi lain dengan pertumbuhan ekonomi meningkat, kebutuhan-kebutuhan pokok mulai dapat dipenuhi dan mencukupi kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Lalu bagaimana data kemiskinan di DKI Jakarta dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa?
Baca Juga
DKI Jakarta
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan DKI Jakarta terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Pada 2019, jumlah penduduk miskin di Jakarta mencapai 365.000 jiwa atau 3,47 persen dari total penduduk di Ibu Kota.
Jumlah penduduk miskin di Jakarta bertambah menjadi 480.000 orang pada 2020. Angka tersebut setara dengan 4,53 persen dari total penduduk di Jakarta atau naik 1,11 persen jika diibandingkan dengan 2019.
BPS juga menyebutkan bahwa angka kemiskinan tersebut tertinggi dalam satu dekade terakhir dan nyaris menyamai angka kemiskinan DKI Jakarta 20 tahun lalu yakni 4,96 persen.
Angka kemiskinan di Jakarta kembali meningkat pada 2021 yakni menjadi 501.000 orang atau 4,72 persen dari total penduduk Jakarta.
Kepulauan Seribu menjadi wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di DKI Jakarta. Pada 2021, persentase kemiskinan di kawasan kepulauan tersebut mencapai 15,06 persen atau setara 3.860 penduduk.
Jawa Barat
Angka kemiskinan di Jawa Barat juga terus meningkat selama 3 tahun terakhir. Pada 2019, penduduk miskin di Jawa Barat mencapai 6,91 persen atau 3,399 juta jiwa.
Angka tersebut kemudian meningkat pada tahun berikutnya yakni 3,920 juta jiwa atau sekitar 7,88 persen dari total penduduknya.
Jumlah penduduk miskin semakin meningkat pada 2021 dengan total 4,195 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, presentase jumlah penduduk miskin di Jawa Barat mencapai 8,40 persen dari total penduduknya pada 2021.
Wilayah Bogor memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Barat. Angkanya mencapai 491.200 jiwa pada 2021.
Jawa Tengah
Sama dengan Jakarta dan Jawa Barat, angka kemiskinan di Jawa Tengah juga terus meningkat. Pada 2019, angka kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 10,8 persen dari total penduduknya yakni 3,743 juta jiwa.
BPS mengungkapkan jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah bertambah 237.000 jiwa, menjadi 3,980 juta jiwa pada 2020. Angka tersebut setara dengan 11,41 persen dari total penduduk Jawa Tengah.
Kemudian, angka kemiskinan di Jawa Tengah pada 2021 meningkat 0,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 11,79 persen. Persentase tersebut setara dengan 4,109 juta jiwa.
Tingkat kemiskinan paling tinggi di Jawa Tengah ditemukan di wilayah Brebes. Pada 2021, jumlah penduduk miskin di wilayah tersebut mencapai 314.950 orang atau mencapai 17,43 persen.
Jawa Timur
Data BPS menunjukkan, jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 4,112 juta jiwa atau 10,37 persen dari total penduduk pada 2019.
Angka kemiskinan terus meningkat pada tahun berikutnya yakni mencapai 11,09 persen atau 4,419 juta jiwa.
Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur kembali meningkat pada 2021 mencapai 4,572 juta jiwa atau 11,40 persen dari total penduduknya.
Sementara itu, Malang menjadi wilayah dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di Jawa Timur dengan angka mencapai 276.000 jiwa atau 10,50 persen dari total penduduk.