Bisnis.com, JAKARTA - Polisi menembak mati 21 orang dan melukai tujuh lainnya dalam penggerebekan di sebuah perkampungan kumuh di Rio de Janeiro, Brasil, untuk menangkap pemimpin kelompok bandar narkoba.
Korban tewas termasuk seorang wanita yang terkena peluru nyasar dalam baku tembak antara anggota geng dan polisi di wilayah Vila Cruzeiro sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Rabu (25/5/2022).
Jumlah korban tewas dalam insiden itu menjadi insiden baku tembak paling mematikan di Rio dalam sejarah operasi kepolisian.
Penyerangan itu terjadi satu tahun setelah penggerebekan di Jacarezinho yang menewaskan 28 orang sehingga memicu tuduhan pelanggaran dan eksekusi singkat.
Kejadian itu memicu protes dan juga menyalakan kembali perdebatan tentang tindakan represif polisi di Rio yang dikenal dengan pepatah "penjahat yang baik adalah penjahat yang mati."
Penduduk setempat mengatakan di media sosial bahwa penembakan itu dimulai dalam kegelapan pada pukul 4 pagi di daerah berhutan di sebelah Vila Cruzeiro. Kejadian itu pun memicu ketakutan dan kepanikan di warga di sekitar.
Baca Juga
Baku tembak kembali terjadi pada sore hari, kata seorang fotografer Reuters di dekat tempat kejadian. Sebanyak ujuh orang yang terluka dibawa ke rumah sakit, termasuk seorang polisi.
Dalam operasi penggerebekan itu, Polisi yang didukung oleh sebuah helikopter, menargetkan para pemimpin geng terorganisir terbesar di Rio, Comando Vermelho (Komando Merah) dimana berdasarkan informasi intelijen polisi, bersembunyi di Vila Cruzeiro.
"Operasi ini adalah konfrontasi yang sangat intens," kata Kolonel Ivan Blaz, juru bicara pasukan polisi militer yang memimpin operasi itu kepada wartawan.
Di luar rumah sakit setempat penduduk Vila Cruzeiro berduka atas kehilangan keluarga dan sejawatnya sembari melakukan aksi protes.
Jaksa Penuntut Umum Negara Bagian Rio mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memulai penyelidikan atas kasus tersebut. Mereka memberi polisi militer waktu 10 hari untuk memberikan perincian tentang operasi tersebut, guna mencari pejabat yang bertanggung jawab atas setiap kematian dan tindakan represif yang ada.