Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan kunjungan silaturahmi ke Pondok Pesantren Tebuireng dua hari setelah Hari Raya Idulfitri, Rabu (4/5/2022). Kunjungan tersebut dinilai sebagai sinyal usaha Prabowo menarik simpati warga Nahdlatul Ulama (NU).
Menurut peneliti PARA Syndicate Virdika Rizky Utama, tidak mengejutkan jika Prabowo berusaha menarik simpati warga NU. Pasalnya, jumlah warga dan simpatisan NU di Indonesia besar, dan dapat menentukan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Jadi, Prabowo memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan simpati warga NU,” ujar penulis buku Menjerat Gus Dur (2022) tersebut kepada Bisnis, Jumat (6/5/2022).
Masih menurut Virdika, konteks kunjungan ini juga logis mengingat pada 2014 dan 2019 Prabowo kalah suara di wilayah-wilayah dengan basis pemilih jamaah NU yang kuat. Seperti di daerah pemilihan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Padahal, Ketum Gerindra tersebut sebenarnya sudah tampil dominan dari sisi perolehan suara wilayah lain seperti Jawa Barat.
Pernyataan tegas PBNU yang tidak akan terlibat dalam politik praktis dapat menjadi ajang bagi politisi untuk meraih simpati warga NU. Sebab, PBNU tidak lagi bisa mengimbau untuk memilih calon.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Prabowo Subianto mendatangi Pondok Pesantren Tebuireng pada Rabu (4/5/2022) dengan sambutan pimpinan KH Abdul Hakim Mahfud (Gus Kikin).
Kedekatan Prabowo dengan sosok Gus Dur sebenarnya sudah dibangun sejak lama. Belakangan, dalam kunjungannya Prabowo juga kembali meyebut Gus Dur sebagai pemimpin negara yang visioner.
Baca Juga : Ketum Gerindra Kunjungi Ponpes Tebuireng, Ucapan Gus Dur: Prabowo Presiden pada Usia Tua |
---|
Kendati demikian, mengenai hubungan kedekatan tersebut, Virdika memandang sejauh ini relasi keluarga Gus Dur dengan Prabowo sama saja seperti kedekatan dengan petinggi atau pejabat negara lainnya. Yakni berhubungan baik secara personal.
Kedekatan hubungan secara personal tersebut belum tentu dapat menjaring banyak suara untuk peluang nyapres 2024 mendatang.
“Jadi tidak bisa juga disebut kalau Prabowo dekat dengan keluarga Gus Dur lalu bisa mengkapitalisasikan buat mendulang suara,” tandas Virdika.