Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Ma'ruf Amin Beberkan Empat Faktor Kunci Optimalkan Industri Asuransi Syariah

Ma'ruf Amin mengatakan, saat ini pertumbuhan sektor industri asuransi syariah masih tergolong relatif cukup rendah.
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia/AASI
Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia/AASI

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin mengatakan, saat ini pertumbuhan sektor industri asuransi syariah masih tergolong relatif cukup rendah.

Dia pun menilai untuk mengoptimalkan performanya, perusahaan asuransi syariah harus memenuhi empat faktor kunci.

Pertama, SDM yang ahli di bidang [ekonomi dan keuangan syariah] ini akan memajukan industri ini, antara lain melalui penciptaan produk yang inovatif dan perluasan pangsa pasar baru,” ujarnya pada Peluncuran PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) melalui konferensi video, Selasa (5/4/2022).

Dia melanjutkan, saat ini kinerja ekonomi dan keuangan syariah menduduki peringkat empat dunia serta mencatatkan total kenaikan aset mencapai 17 persen pada 2021.

Kendati demikian, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar industri asuransi syariah hanya sebesar 5,3 persen pada akhir 2021.

Menurutnya, ketertarikan akan produk-produk jasa keuangan syariah ditunjukkan oleh konsumen terlepas dari agama dan keyakinannya, untuk itu sebagai faktor kunci selanjutnya Wapres mengingatkan untuk tetap menjaga nilai-nilai syariah dalam bisnis ini.

Kedua, terus jaga nilai-nilai syariah dalam menjalankan bisnis demi menjaga kepercayaan sekaligus meningkatkan keyakinan publik akan keunggulan produk-produk jasa keuangan syariah dibandingkan konvensional,” ujarnya.

Ketiga, perusahan asuransi syariah diharapkan dapat dengan seksama memilih investasi yang bersifat produktif.

“Pemanfaatan instrumen investasi yang bersifat produktif membutuhkan kejelian untuk melihat potensi industri-industri syariah lainnya,” katanya.

Untuk faktor terakhir yang harus dipenuhi, orang nomor dua di Indonesia ini menekankan pentingnya penguasaan terhadap teknologi digital untuk menjawab kebutuhan para konsumen.

“Pemanfaatan teknologi digital yang telah menjadi keniscayaan agar layanan sektor keuangan dan asuransi dapat lebih cepat, mudah dan murah di masa depan, nasabah asuransi, baik individu maupun bisnis, akan semakin mengharapkan layanan yang personal dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan,” tuturnya.

Sebelumnya, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, ASEAN dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan bahwa ekonomi dan keuangan syariah bertumbuh dengan cepat, dalam dua dekade terakhir baik di Indonesia, maupun di dunia.

Oleh karena itu, pertumbuhan tersebut, terutama untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah.

Dia menjabarkan, hingga saat ini keuangan syariah hanya merepresentasikan 1 persen dari aset keuangan global dan asuransi syariah hanya bagian kecil dari porsi tersebut, meskipun umat muslim menempati lebih dari 25 persen penduduk dunia.

"Saya percaya Indonesia mengetahui potensi untuk menumbuhkan ekonomi syariah dan membuat Indonesia menjadi global hub Ekonomi dan Keuangan syariah,” tuturnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Prudential Syariah Omar Sjawaldy Anwar menyampaikan, bahwa konsep syariah yang diimplementasi ke dalam bentuk asuransi tentu mengedepankan prinsip-prinsip yang sesuai dengan aturan agama Islam di mana harta hakikatnya adalah milik Allah SWT yang diamanatkan kepada umat manusia dan di dalamnya ada hak individu dan ada hak orang lain yang membutuhkan.

“Dalam pelaksanaanya konsep ekonomi syariah sangat menjunjung tinggi keadilan, transparansi, etika, dan juga tentunya sesuai dengan prinsip syariah untuk memastikan harta yang dimiliki juga memiliki maslahat yang lebih luas.

Demikian halnya dengan asuransi syariah yang dilandasi dengan semangat tolong-menolong dan juga kepedulian antarsesama, tutur Omar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper