Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki hari ke-36 perang Rusia vs Ukraina mencapai babak baru, pasalnya menurut pejabat senior di Ukraina mengatakan bahwa kedua pimpinan negara tersebut akan segera bertemu. Untuk menempuh hal itu kedua perwakilan dua negara masih tetap akan mengusungkan perdamaian dan saat ini akan berlanjut secara online.
Sementara itu, pejabat Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa menuduh bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang disesatkan perihal kinerja dari militer Rusia oleh penasihat terdekatnya atau orang-orang di Kremlin.
Update terbaru perang Rusia vs Ukraina yang dirangkum Aljazeera pada Kamis (31/3/2022):
1. Kegagalan Barat Untuk Melemahkan Rusia
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa upaya Barat untuk mengikat Rusia telah gagal karena Moskow siap untuk sanksi. Menurutnya walaupun Rusia masih terisolasi dari rantai nilai tambah global, pembagian kerja internasional, menghadapi pengangguran yang meningkat dan dikirim ke dalam gejolak ekonomi, Rusia masih bisa menghadapi sanksi tersebut.
2. Sanksi Global Menghantam Industri Mobil dan Tank Rusia
Pembatasan global pada ekspor ke Rusia telah membuat pelaku bisnis Rusia mengalami dampak yang merugikan seperti produsen mobil yang terpengaruh adalah Renault, Avtovaz atau lebih dikenal dengan merk Lada.
Selanjutnya dari sektor teknologi ada perusahaan Baikal Electronics, pusat Teknologi SPARC Moskow dan juga pembuat tank Rusia UralVagonZavod. Masing-masing terdampang akan konflik ini.
3. AS Berencana Memanfaatkan Cadangan Minyak Untuk Mengendalikan Harga Gas
Presiden AS Joe Biden sedang mempersiapkan untuk akan mengeluarkan cadangan minyak hingga 1 juta barel per hari dari cadangan minyak strategis negara, keputusan ini bertujuan untuk mengendalikan harga minyak yang melonjak akibat AS dan sekutunya telah menjatuhkan sanksi tajam terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina.
4. Ukraina Menarik Duta Besar Untuk Georgia dan Maroko
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah memanggil duta besar Ukraina untuk Georgia dan Maroko, menunjukkan bahwa mereka tidak berbuat cukup untuk membujuk negara-negara tersebut untuk mendukung Ukraina dan menghukum Rusia atas invasi tersebut.
“Dengan segala hormat, jika tidak akan ada senjata, tidak akan ada sanksi, tidak akan ada pembatasan untuk bisnis Rusia, maka silakan cari pekerjaan lain,” kata Zelensky dalam video pidato malamnya.
“Saya menunggu hasil nyata dalam beberapa hari mendatang dari pekerjaan perwakilan kami di Amerika Latin, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Afrika,” lanjutnya.
Zelensky juga mengatakan dia mengharapkan hasil dari atase militer Ukraina di kedutaan besar di luar negeri.
5. Zelensky Terbuka Bahwa Negaranya Perlu Bantuan
Presiden Ukraina telah berterima kasih kepada Gedung Putih karena menjanjikan tambahan bantuan langsung sebesar $500 juta, juga ia mengatakan dia terbuka dengan Biden tentang Ukraina yang membutuhkan lebih banyak untuk melawan invasi Rusia.
“Jika kita benar-benar berjuang untuk kebebasan dan membela demokrasi bersama, maka kita memiliki hak untuk meminta bantuan di titik balik yang sulit ini,” kata Zelensky.
Zelensky juga mengatakan bahwa dukungan dari AS ini sangat penting bagi Ukraina karena hal ini dapat menunjukkan kekuatan dari demokratis.