Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan menyebut angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia naik hingga 3.000 di tengah menurunnya frekuensi kendaraan di tengah pandemi.
Keterlibatan kendaraan yang paling tinggi adalah sepeda motor dengan persentase 73 persen, kemudian angkutan darat dengan persentase 12 persen, total jumlah kendaraan sebanyak 21.463 kendaraan,
“Tahun 2020 tercatat 100 ribu kecelakaan, 23 ribu fatalitas. Sementara di tahun 2021 terdapat 103 ribu kecelakaan, 25 ribu fatalitas. Menjadi perhatian kita semua. Untuk mengurangi angka kecelakaan tersebut. Pasalnya, angkat kecelakaan meningkat meski frekuensi kendaraan turun,” kata Direktur Sarana Transportasi Jalan Kemenhub Danto Restyawan dalam Sidang Para Pakar Keselamatan Transportasi Jalan yang ditayangkan secara virtual, Rabu (23/3/2022).
Dikatakan, keselamatan transportasi jalan merupakan sebuah isu besar dan menjadi tujuan utama transportasi itu sendiri. Pemerintah selaku penanggungjawab keselamatan jalan menupayakan koordinasi antara kementerian dan lembaga dengan 5 pilar keselamatn jalan yang berpedoman rencana umum nasional keselamatan jalan.
“Kondisi ini menjadi perhatian kita semua. Dampak panjang dan menyedihkan,” kata dia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Marta Hardisarwono mengatakan, saat ini pengangkutan barang masih didominasi pengguna jalan atau kendaraan via darat sebesar 90 persen. Hal ini menyebabkan angka permasalahan tingginya angka kecelakaan, Over Dimension Over Loading (ODOL), kerusakan infrastruktur, dan polusi udara.
Namun, menurut Marta, yang menjadi fokus perhatian kali ini adalah ODOL karena berdampak juga pada permasalahan lainnya.
“Karenanya kami Direktorat hubdat membuat langkah penanganan permasalahan ODOL melalui Normalisasi kendaraan bermotor, BLU-e, Implementasi SMK PAU, Penegakan Hukum, dan Kemitraan Keselamatan,” tuturnya.
