Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan anggaran Rp326,77 miliar untuk urusan kesehatan para jemaah haji pada tahun 2022.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana mengatakan bahwa ada empat hal pokok yang dialokasikan. Pertama adalah untuk obat-obatan dan perbekalan kesehatan dengan anggaran Rp50 miliar.
“Kedua terkait vaksin meningitis sebesar Rp30 miliar. Karena sampai saat ini Arab Saudi masih mensyaratkan. Jadi mandatory sifatnya vaksin meningitis disyaratkan untuk masuk ibadah haji,” kata Budi pada rapat kerja dengan DPR, Selasa (22/3/2022).
Ketiga, anggaran dialokasikan untuk penyewaan gedung klinik yang ditempatkan di Jeddah, Makkah, dan Madinah. Untuk ini biaya operasional yang dianggarkan Rp37,77 miliar.
Terakhir adalah untuk tenaga kesehatan haji dengan alokasi Rp209 miliar. Dana tersebut, tambah Budi, yang paling besar karena menyangkut tiket petugas yang harus ditanggung Negara beserta akomodasinya.
“Jadi Rp209 miliar ini diasumsikan untuk memberangkatkan 1.800 tenaga kesehatan yang ditugaskan ke Arab,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mendapatkan informasi bahwa pemerintah Arab membuka pintu bagi kedatangan jemaah dari luar negeri pada Ibadah Haji tahun 2022.
“Saya kemarin bertemu Menteri Haji dan Umrah Saudi. Saya mendapat penjelasan bahwa akan ada pemberangkatan jemaah haji tahun ini dari luar Saudi," kata Menag dikutip dari keterangan resmi, Senin (21/3/2022).
Pertemuan Menag Yaqut dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah berlangsung di Kantor Kementerian Haji dan Umrah, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (20/3).
Dalam pertemuan itu, Menag juga mendiskusikan kemungkinan jumlah kuota haji Indonesia. Menag berharap Indonesia bisa mendapatkan kuota yang ideal seiring dengan banyaknya jemaah yang sudah menunggu dan rindu ke Tanah Suci.
“Saya sampaikan bahwa mungkin kuota haji tahun ini belum normal karena pandemi, namun saya berharap Indonesia dapat alokasi ideal,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menegaskan bahwa Indonesia siap melaksanakan haji dan memohon agar segera diinformasikan kepastian terkait jumlah kuota.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi menyampaikan bahwa pihaknya juga terus melakukan persiapan. Hal itu dilakukan karena pemerintah Arab Saudi tahun ini akan membuka kesempatan jemaah luar Saudi untuk beribadah haji.
Terkait keputusan kuota, dia mengungkapkan harus melibatkan instansi terkait lainnya di Kerajaan Arab Saudi. Tawfiq F. Al-Rabiah juga menjelaskan bahwa jumlah kuota tidak akan sama seperti sebelum pandemi, tetapi Arab Saudi tahun ini siap menerima jemaah haji luar negeri.