Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Ukraina, Jerman Tetap Beli Energi dari Rusia

Jerman menegaskan negaranya akan terus membeli gas alam, minyak, dan batu bara dari Rusia meskipun ada Perang Rusia Ukraina.
Kanselir Jerman Olaf Scholz/ Bloomberg
Kanselir Jerman Olaf Scholz/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Jerman menegaskan akan terus membeli gas alam, minyak, dan batu bara dari Rusia meskipun ada agresi Vladimir Putin terhadap Ukraina dalam Perang Rusia Ukraina.

Dikutip dari The Wall Street Journal, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Jerman dan Eropa masih membutuhkan impor energi Rusia untuk kebutuhan pembangkit listrik, pemanas dan produksi industri.

“Pasokan energi Eropa untuk pemanas, untuk mobilitas, untuk pembangkit listrik dan untuk industri perlu untuk terus dapat diamankan saat ini,” katanya, dikutip melalui The Wall Street Journal, Selasa (8/3/2022).

Scholz melanjutkan kebutuhan negara akan sumber energi Rusia sangat penting untuk kehidupan sehari-hari warga Jerman. Adapun, tanggapan tersebut muncul ketika Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta Negara Barat untuk mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia.

"Berhentilah membeli gas dan minyak Rusia, karena saat ini minyak Rusia berbau darah Ukraina," kata Kuleba.

Sementara itu, Berlin telah berjanji untuk segera mendiversifikasi pasokan energi Jerman setelah invasi Moskow ke Ukraina, tetapi para ahli mengingatkan akan kesulitan dalam jangka pendek karena terbatasnya ketersediaan sumber daya tersebut dan waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi.

Pernyataan itu muncul saat pasukan Rusia tanpa pandang bulu membombardir kota-kota Ukraina, termasuk daerah pemukiman dan kelompok orang yang mencoba melarikan diri dari pertempuran, menyebabkan korban sipil yang meluas.

Jerman diketahui merupakan pembeli gas Rusia terbesar di dunia, mendapatkan lebih dari setengah gasnya, sekitar sepertiga batu baranya, dan seperempat minyaknya dari Rusia, menurut angka resmi.

Scholz menyebut inilah alasan perdagangan energi dibebaskan dari sanksi yang dikenakan negara-negara Barat terhadap Rusia menyusul serangannya ke Ukraina.

"Kami membuat keputusan secara sadar untuk melanjutkan kegiatan perusahaan yang berurusan dengan pasokan energi dari Rusia," kata Scholz.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Dwi Nicken Tari
Sumber : The Wall Street Journal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper