Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hong Kong akan Isolasi Warganya di Rumah untuk Memperkuat Strategi Nol-Covid

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam sebelumnya mengesampingkan penguncian seluruh kota dan sebaliknya telah memerintahkan semua dari 7,4 juta penduduk untuk diuji pada bulan Maret.
Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)
Ilustrasi Virus Corona (Covid-19)

Bisnis.com, JAKARTA - Hong Kong akan memberlakukan penguncian ketat dengan mengurung orang di rumah untuk memperkuat strategi nol-Covid sehingga mampu menghindari penumpukan korban meninggal yang ditangani di rumah sakit.

Dua tahun kebijakan nol-Covid yang ketat telah menahan sebagian besar laju peyebaran virus Corona, tetapi terobosan varian Omicron yang sangat menular mengungkap betapa sedikit yang telah dilakukan pihak berwenang untuk mempersiapkan wabah massal tersebut.

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam sebelumnya mengesampingkan penguncian seluruh kota dan sebaliknya telah memerintahkan semua dari 7,4 juta penduduk untuk diuji pada bulan Maret.

Tetapi Menteri Kesehatan Sophia Chan mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa itu masih merupakan pilihan.

Ketika ditanya oleh seorang presenter di Radio Komersial apakah penguncian masih dikesampingkan, dia menjawab: "Tidak. Kami masih berdiskusi."

"Dari perspektif kesehatan masyarakat, untuk menghasilkan efek terbaik dari tes wajib universal, kita perlu mengurangi pergerakan orang sampai batas tertentu," tambahnya. "Untuk mengurangi pergerakan, warga harus tetap di rumah atau sebisa mungkin menghindari jalan-jalan".

Pengumuman tersebut menambah ketidakpastian dan kecemasan baru bagi penduduk dan bisnis di kota yang dicengkeram oleh kepanikan pada awal pandemi.

Hong Kong mengumumkan 26.000 infeksi baru dan 83 kematian pada hari Minggu. Sebelum gelombang saat ini, kota itu hanya mencatat 12.000 kasus sejak awal pandemi.

Rumah sakit telah mencapai titik puncaknya selama berminggu-minggu dan pada hari Minggu pejabat mengungkapkan mayat menumpuk di rumah sakit karena kamar mayat penuh.

"Saat ini, kami menghadapi masalah transportasi mayat dari rumah sakit ke kamar mayat umum," kata kepala manajer Otoritas Rumah Sakit Lau Ka-hin kepada wartawan seperti dikutip ChannelNewsAsia, Senin (28/2/2022).

“Makanya ada beberapa jenazah yang awalnya direncanakan dibawa ke kamar jenazah umum, tapi tetap di rumah sakit,” katanya.
Tingkat kematian rata-rata tujuh hari di Hong Kong saat ini mencapai sekitar delapan per satu juta orang.

Bandingkan angka itu dengan 5 per juta untuk Amerika Serikat, 1,80 untuk Inggris dan 1,36 untuk Singapura yang, seperti Hong Kong, pada awalnya memilih nol-Covid tetapi baru-baru ini bergeser ke strategi mitigasi dan membuka negaranya kembali untuk penerbangan dari luar negeri.

Pada hari Minggu pejabat mengungkapkan bahwa 91 persen dari mereka yang meninggal dalam gelombang saat ini tidak sepenuhnya divaksinasi. Sebagian besar dari mereka adalah orang tua dengan virus yang menyebar melalui panti jompo di kota berpenduduk padat itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : ChannelNewsAsia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper