Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanggapi Klaim Cak Imin Soal Tunda Pemilu 2024, Pengamat: Impossible!

Pengamat menyangsikan klaim Cak Imin bahwa usulan itu muncul dari analisa big data yang menunjukkan mayoritas pengguna media sosial setuju Pemilu 2024 ditunda.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)./Antara
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengusulkan agar Pemilu Serentak 2024 diundur 1-2 tahun ke depan.

Cak Imin mengklaim bahwa usulan itu muncul dari analisa big data yang menunjukkan mayoritas pengguna media sosial setuju Pemilu 2024 ditunda.

Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, menyangsingkan klaim Cak Imin. Ismail memaparkan bahwa Cak Imin menyebut bahwa dari 100 juta subjek akun di media sosial, sebanyak 60 persen mendukung penundaan pemilu dan 40 persen menolak.

Sementara itu, menurutnya, pengguna Facebook di Indonesia sekitar 176 juta orang. "Impossible juga 100 juta user ngomongin perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu 2024. Dan dapetin data Facebook lebih sulit dari Twitter," ungkap @Ismailfahmi dikutip, Minggu (27/2/2022).

Ismail memaparkan bahwa temuan survey lapangan saja hasilnya banyak yangg tidak setuju. "Padahal kalau di medsos bisa lbh tinggi ketidakpuasan. Tahu sendiri netizen gimana haha," imbuhnya.

Alasan Eknomi

Sebelumnya Cak Imin juga mengemukakan alasan dirinya mengusulkan Pemilu Serentak 2024 itu diundur karena pertimbangan ekonomi. Menurut Muhaimin, dirinya telah mendengarkan masukan dari para pelaku UMKM dan analis ekonomi pada hari ini Rabu (23/2) di Ruang Delegasi Gedung DPR.

"Dari seluruh masukkan itu saya juga mengusulkan pemilu tahun 2024 itu ditunda satu atau dua tahun. Agar momentum perbaikan ekonomi saat ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi pembekuan ekonomi untuk mengganti stagnasi selama dua tahun masa pandemi,” tuturnya, Rabu (23/2).
 
Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan bahwa nantinya banyak momentum ekonomi untuk recovery terhadap dua tahun Pandemi yang tidak efisien, bahkan seharusnya, kata Cak Imin, sejak 2021 telah dilakukan restarting ekonomi yang cukup baik. 
 
“Mereka menyatakan bahwa 2022-2023 akan ada tren momentum-momentum perbaikan yang cukup dahsyat dan akan ada peluang untuk bangkit lebih baik dibanding negara-negara mana pun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper