Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertahanan Ukraina menginstruksikan kepada warga membuat bom molotov untuk melawan Rusia. Pun begitu, penduduk tetap diminta bertahan di penampungan.
Masyarakat di Kyiv diperingatkan tentang pertempuran terbuka di jalanan pada hari ketiga invasi Rusia ke Ukraina. Sedikitnya 198 warga Ukraina dilaporkan meninggal dunia sejak perang pecah pertama kali pada Kamis (24/2/2022).
Pemerintah setempat meminta warga Ibu Kota untuk mencari tempat aman, menghindari jendela atau balkon serta mengambil tindakan pencegahan agar tidak terkena puing-puing atau pecahan peluru.
Dilansir Sky News, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengklaim pada hari ini "tidak ada pasukan Rusia di ibu kota. Akan tetapi, pertempuran terus berlangsung di kota tersebut. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Ukraina meminta warganya untuk melakukan perlawanan.
“Kementerian pertahanan Ukraina menginstruksikan warga untuk membuat bom molotov untuk "menetralisir penjajah”,” tulis Sky News, Sabtu (26/2/2022).
Sementara itu, Klitschko tetap memperingatkan penduduk untuk waspada. Pasalnya Rusia akan menyerang dari udara.
Di lain pihak, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeklaim Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng. Pemimpin Negara Beruang Merah ini juga menyebut prajurit Rusia di Ukraina bertindak berani, profesional dan heroik.
Dia menyebut sebagian besar unit militer Ukraina enggan terlibat pertempuran dengan pasukan Rusia. Malah kata Putin, unit yang melakukan perlawanan merupakan batalyon sukarelawan yang terdiri dari nasionalis Ukraina sayap kanan.
"Saya sekali lagi mengimbau personel militer angkatan bersenjata Ukraina: jangan biarkan neo-Nazi dan [nasionalis radikal Ukraina] menggunakan anak-anak, istri, dan orang tua Anda sebagai tameng manusia," katanya.