Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Akui Kemerdekaan, Rusia Buka Dialog dengan Republik Donetsk dan Luhansk

Para separatis di kawasan Donetsk dan Luhansk yang didukung oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass, memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014 dan memproklamirkan diri sebagai “republik rakyat”.
Mural Gerakan Nasional Kadet Angkatan Darat Muda di Moskwa, Rusia, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov
Mural Gerakan Nasional Kadet Angkatan Darat Muda di Moskwa, Rusia, Kamis (24/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan berdialog dengan para pejabat dari Republik Donetsk dan Luhansk, yang memproklamirkan diri, di bagian timur Ukraina pada Jumat.

Seperti dilansir Antara yang mengutip Reuters, Jumat (25/2/2022),  dialog itu dilakukan  terkait rencana pembukaan kedutaan besar di Moskow, menurut kementerian luar negeri Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani surat keputusan pada Senin untuk mengakui dua kawasan yang memisahkan diri itu sebagai negara-negara independen sebelum melakukan invasi penuh terhadap Ukraina.

Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa semua pihak akan mendiskusikan operasi militer Rusia di Ukraina, serta pembukaan kedutaan besar Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk di Moskow. Mereka juga akan membahas pembukaan misi diplomatik Rusia di kedua kawasan tersebut.

Para separatis di kawasan Donetsk dan Luhansk yang didukung oleh Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbass, memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014 dan memproklamirkan diri sebagai “republik rakyat”.

Putin memerintahkan “operasi khusus militer ” terhadap Ukraina pada Kamis untuk mengeliminasi apa yang disebutnya sebagai ancaman keamanan serius atas Rusia. Dia mengatakan berniat untuk melakukan demiliterisasi tetangganya di bagian selatan itu.

Ukraina mengatakan bahwa ibu kotanya, Kiev, dan bagian-bagian lain negara tersebut diserang oleh misil Rusia pada Jumat dini hari. Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia akan memasuki area-area di luar Kiev pada Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper