Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sanksi untuk Rusia dari Inggris, PM Boris Johnson Bidik Taipan

Keputusan Johnson akan berlaku segera bagi lima perbankan, termasuk pembekuan aset taipan Rusia Gennady Timchenko, pemegang saham di produsen gas Novatek.
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021). /Antara
PM Inggris Boris Johnson berjalan di luar kediamannya di Downing Street, London, Inggris, Rabu (18/8/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menargetkan taipan Rusia seiring dengan pengenaan sanksi kepada Rusia karena memberikan pengakuan kepada dua wilayah separatis di Ukraina.

"Sanksi akan berpengaruh hanya jika mereka membuat Kremlin berpikir kembali. Ini adalah pengulangan dari sanksi Amerika Serikat. Kami perlu melakukan lebih jika [sanksi] ingin diperhitungkan," kata MP Konservatif dan Kepala Parlemen Komiter Hubungan Luar Negeri Parlemen Tom Tugendhat seperti dikutip Bloomberg pada Selasa (22/2/2022).

Keputusan Johnson akan berlaku segera bagi lima perbankan, termasuk pembekuan aset taipan Rusia Gennady Timchenko, pemegang saham di produsen gas Novatek.

Selain itu, orang-orang kaya lainnya seperti Boris Rotenberg dan keponakannya Igor Rotenberg. Timchenko dan Rotenberg yang memiliki hubungan dengan Presiden Vladimir Putin ini telah dikenai sanksi oleh AS pada 2014.

Adapun Igor Rotenberg juga pernah mengalami hal yang sama pada 2018.

Empat dari lima bank juga masuk dalam daftar. Mayoritasnya merupakan bank kecil. Salah satunya adalah Bank Rossiya yang telah dikenai sanksi oleh Kementerian Keuangan sejak 2014.

Adapun lainnya seperti Genbank, the Black Sea Development and Reconstruction Bank, dan IS Bank hanya memiliki aset kurang dari US$100 juta pada aset.

Hanya ada satu lembaga keuangan yang ada dalam daftar Johnson yang belum dikenai sanksi oleh AS, yakni Promsvyazbank, penyedia pinjaman untuk industri pertahanan milik negara.

"Kami ingin bekerja sama dengan mitra kami, hanya untuk memperkuat pesan persatuan dan tekad di Barat," kata Johnson di depan Parlemen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper