Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pembangunan kawasan inti Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan Timur akan menggunakan anggaran yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Jokowi menjelaskan pembangunan kawasan inti IKN yang menggunakan APBN mencakup kompleks Istana Kepresidenan dengan gedung-gedung kementerian.
"Banyak yang bertanya kepada saya, terus anggarannya [pembangunan IKN] dari mana? Untuk kawasan inti yang di situ ada istana dan gedung-gedung kementerian memang itu semuanya dari APBN," kata Jokowi dikutip melalui laman Youtube NasDem TV, Selasa (22/2/2022).
Jokowi memperkirakan, jumlah biaya untuk kawasan inti itu akan setara dengan 20 persen dari total anggaran yang diperlukan untuk membangun kawasan IKN, sedangkan sisanya 80 persen berasal dari kerja sama pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) hingga investasi langsung dari para investor.
Adapun, anggaran pembangunan IKN berdasarkan hitungan Bappenas mencapai Rp466,9 triliun, hal tersebut mengartikan 20 persen dana dari APBN mencapai angka Rp90 triliun.
Sementara itu, pembangunan IKN Baru ini ditaksir akan memakan biaya US$35 miliar atau sekitar Rp500 triliun. Hal itu diutarakan Presiden Jokowi saat menghadiri forum investasi Indonesia dan Persatuan Emirat Arab di Dubai, PEA, Kamis (4/11/2021).
Presiden menjelaskan, yang akan direalisasikan dalam pembangunan IKN Nusantara adalah 70 persen areanya harus menjadi area hijau.
"Kemudian yang kedua, 80 persen kendaraan yang ada atau perputaran mobilitas dari satu tempat ke tempat lain atau mobilitas orang itu didukung oleh 80 persen transportasi publik. Jadi bukan mobil pribadi," ujarnya.
Dia melanjutkan, 80 persen lebih dari penggunaan energi di Ibu Kota Baru tersebut akan menggunakan energi hijau, yaitu dari hidropower yang dibangun di Sungai Kayan di Kalimantan Utara sehingga, nantinya mobilitas masyarakat dari satu titik ke titik lain di IKN itu hanya memerlukan waktu 10 menit saja, di mana hal itu telah dirumuskan oleh city planner IKN.
"Jadi 10 minute city dari satu titik ke titik lain 10 menit saja dan kita akan memberikan prioritas kepada, yang pertama adalah pejalan kaki. Orientasinya ke sana. Lalu, yang kedua yang naik sepeda. Yang ketiga transportasi umum. Yang pertama yang senang jalan kaki itu silahkan pindah ke ibu kota baru. Yang seneng bersepeda yang ingin sehat itu juga pindahlah ke IKN," ungkap Jokowi.