Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biden Yakin Putin Bakal Invasi Kiev, China Bela Rusia

China dan Rusia merupakan sekutu dan mitra dagang yang dekat.
Tentara Angkatan Darat Amerika Serikat Divisi Airborne ke-82 berjalan menuju pesawat udara yang akan bertolak ke Eropa Timur di Fort Bragg, Carolina Utara, Amerika Serikat, Senin (14/2/2022). Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirimkan sebanyak 3000 tentara tambahan guna memperkuat NATO di Eropa Timur untuk mengamankan Ukraina jika klaim serangan Rusia benar-benar terjadi./Antara-Reuters
Tentara Angkatan Darat Amerika Serikat Divisi Airborne ke-82 berjalan menuju pesawat udara yang akan bertolak ke Eropa Timur di Fort Bragg, Carolina Utara, Amerika Serikat, Senin (14/2/2022). Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengirimkan sebanyak 3000 tentara tambahan guna memperkuat NATO di Eropa Timur untuk mengamankan Ukraina jika klaim serangan Rusia benar-benar terjadi./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyerukan kepada AS, Eropa, dan Rusia agar menyepakati peta jalan perjanjian Minsk untuk mencapai perdamaian di Ukraina.

Dilansir Bloomberg pada Sabtu (19/2/2022), hal itu disampaikan dalam pesan video dalam Munich Security Conference.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menyatakan keyakinannya dari intelijen AS bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina.

Presiden AS mengatakan invasi, termasuk serangan di Kiev, bisa terjadi dalam beberapa hari.

"Daripada membesar-besarkan masalah, menciptakan kepanikan dan meneriakkan ancaman perang, [pihak-pihak harus bekerja untuk perdamaian]," kata Wang.

Seperti diketahui, China dan Rusia merupakan sekutu dan mitra dagang yang dekat. Beijing juga bergeming ketika Putin menganeksasi Krimea pada 2014.

Saat ini, Wang menunjukkan sikap yang tidak jauh berbeda. Dia mengatakan China menjunjung tinggi hak Ukraina untuk kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial, tetapi juga menyerukan penghentian ekspansi NATO dan mengatakan keprihatinan Rusia harus dihormati dan diperhatikan.

Wang tidak menyebutkan secara langsung tentang meningkatnya kegiatan pasukan militer di perbatasan Ukraina, tetapi justru mengkritik peringatan risiko invasi dari negara-negara Barat.

Setelah melakukan percakapan telepon dengan sekutu Eropa, Biden mengulang pernyataannya bahwa Kremlin sedang mencoba untuk melakukan operasi bendera palsu untuk menciptakan kepura-puraan atas invasinya.

"Kami yakin [Rusia] akan menargetkan ibu kota Ukraina Kiev, kota dengan 2,8 juta orang tidak bersalah. Kami melakukan segala daya kami untuk menghilangkan alasan apa pun bagi Rusia untuk membenarkan invasi ke Ukraina dan mencegah mereka bergerak," ujar Biden di Gedung Putih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper