Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RSPI Sulianti Saroso Ungkap Sejumlah Fakta Omicron, Apa Saja?

Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso mengungkapkan sejumlah fakta baru mengenai Covid-19 varian baru, Omicron.
Ilustrasi hasil tes Covid-19 varian Omicron/The Guardian
Ilustrasi hasil tes Covid-19 varian Omicron/The Guardian

Bisnis.com, JAKARTA - Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso menyebutkan sejumlah fakta baru mengenai varian baru Covid-19, yaitu Omicron.

Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan, kebijakan memusatkan pasien positif Covid-19 ke rumah sakit rujukan RSPI Sulianti Saroso, selain bertujuan untuk mencegah penularan, juga berhasil membuat mereka meneliti sejauh mana gejala varian Omicron berdampak pada pasien sejak Desember 2021.

“Sejak 20 Desember 2021, varian Omicron pertama kali masuk ke Indonesia melalui penularan Warga Negara Asing (WNA). Kemudian ada juga warga negara Indonesia (WNI) pulang perjalanan luar negeri dari negara-negara tertentu. Inilah awalnya pasien Omicron isolasi di RSPI Sulianti Saroso,” kata Syahril dalam keterangan resmi, Senin (7/2/2022)

Dari penelitian ini, diakui oleh Syahril bahwa sebagian besar pasien Omicron adalah tanpa gejala atau hanya bergejala ringan.

Hal ini juga sebagai dasar kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan terbaru, agar pasien tanpa gejala dan yang bergejala ringan dirawat secara isolasi mandiri maupun isolasi terpusat tanpa perlu masuk rumah sakit.

Menurutnya, rumah sakit bisa difokuskan untuk merawat pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki kondisi komorbiditas tertentu.

Fakta lainnya, sebagian besar pasien Omicron mengalami kesembuhan dengan cepat. Total pasien Omicron yang dirawat di RSPI Sulianti Saroso sejak awal hingga sekarang lebih dari 250 pasien. Adapun, sekitar 190 pasien sembuh dan yang masih dirawat sekitar 51 pasien.

“Pasien yang dirawat saat ini di ruang ICU ada 7 orang dan di non ICU berjumlah 44 orang. Pasien yang kami rawat itu [Omicron] cepat sekali kesembuhannya. Bahkan sesuai Surat Edaran Menkes, nomor HK. 02.01/MENKES/18/2022, apabila 5 hari pasien membaik dan gejalanya minimal, maka dengan dua kali tes PCR hasil negatif, mereka boleh pulang. Tidak perlu menunggu sampai dua minggu lagi,” ujarnya.

Fakta lain menunjukkan bahwa riwayat pasien yang sudah divaksin satu dan dua kali, bergejala lebih ringan daripada pasien yang belum divaksin.

“Jangan sampai ada pemahaman bila vaksin kita tidak ampuh karena bisa terinfeksi Omicron. Vaksinasi justru menghindari kesakitan dan risiko dirawat di rumah sakit sampai kritis. Dan perlu dihimbau kepada masyarakat agar menghindari penularan Omicron karena masih berpotensi tertular meski sudah divaksinasi, ditambah pula bila kurang patuh prokes dan berkerumun di tempat-tempat yang kita tidak tahu ada penularan Omicron di tempat tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut Syahril mengatakan, saat ini tempat tidur ICU yang terpakai di RSPI mencapai 58 persen sehingga masih ada ruang untuk merawat pasien yang membutuhkan perawatan intensif, sedangkan tempat tidur non ICU 39,2 persen.

“Total tempat tidur terisi di RSPI sekarang 41,1 persen, dari jumlah total 124 tempat tidur untuk perawatan Covid-19 yang disediakan. Tempat tidur masih bisa kita tambah kalau dibutuhkan, tetapi nanti dulu karena hitungannya masih kosong lebih dari separuh,” ujarnya

Selain menyiapkan tempat tidur, dia menyatakan pihaknya juga menyiapkan SDM kesehatan. Penambahan perawat dan dokter juga tengah disiapkan dan didukung pemerintah untuk menghadapi lonjakan kasus.

“Nantinya kita akan dibantu relawan. Dan yang ketiga adalah menyiapkan oksigen untuk menghindari krisis oksigen,” katanya.

Berdasarkan pengalaman gelombang Delta 2021 yang lalu, membuat RSPI Sulianti Saroso kini sudah memiliki fasilitas oxygen concentrate untuk memproduksi oksigen secara mandiri di rumah sakit.

“Jadi mudah-mudahan ini cukup dan kita tidak harus antri kehabisan oksigen. Begitu juga dengan obat-obatan dan APD, sudah kita penuhi,” tuturnya.

Dia melanjutkan RSPI Sulianti Saroso juga hanya menerima pasien bergejala sedang, berat, kritis maupun yang memiliki komorbid. Adapun, bagi yang bergejala ringan maupun tanpa gejala, sebaiknya melakukan isolasi mandiri maupun terpusat.

Syahril kembali mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan mengikuti program vaksinasi nasional.

“Meskipun bergejala ringan dan tingkat kesakitannya rendah, tetapi tetapi harus disiplin menjalankan prokes, pakai masker, cuci tangan, hindari mobilitas kalau tidak perlu. Buat yang belum vaksin, terutama lansia dan anak-anak, segera vaksinasi karena vaksin sudah terbukti menurunkan tingkat kesakitan jika terpapar Covid-19,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper