Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Antonio Costa hampir dipastikan memenangkan suara terbanyak hasil pemilu parlemen kemarin sehingga membuat Perdana Menteri Antonio Costa kembali berkuasa.
Hasil penghitungan suara, yang didorong oleh jumlah pemilih yang lebih tinggi dari yang diperkirakan meskipun ada pandemi Virus Corona, mengejutkan setelah kaum Sosialis kehilangan sebagian besar kekuatannya dalam jajak pendapat baru-baru ini.
Kemenangan Partai Sosialis menandakan peluang bagi Portugal untuk memiliki pemerintahan yang stabil meski hasil pemilu di luar perkiraan ssbagaimana dikutip CNBC.com, Senin (31/1/2022).
Saat jajak pendapat keluar di layar TV menunjukkan Partai Sosialis meraih suara di kisaran 37 persen--42,5 persen atau jauh di depan oposisi kanan tengah utama Sosial Demokrat dengan raihan 26,7 persen—35 persen.
Para pendukung Partai Sosialis di markas partai terlihat berteriak “menang, menang!”. Wanita lainnya mengibarkan bendera berkata sambil mengatakan: "Sungguh melegakan."
Sedangkan, partai sayap kanan Chega, yang merih suara 4,5 persen--8,5 persen, dapat muncul sebagai kekuatan parlementer terbesar ketiga, tetapi diikuti oleh partai Inisiatif Liberal yang moderat, menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh tiga saluran televisi utama SIC, RTP dan TVI.
Baca Juga
Jika Sosialis tidak mendapatkan mayoritas langsung tetapi mendekati ambang 116 kursi, Costa dapat berkoalisi dengan dua partai kecil yang berpikiran ekologi, PAN dan Livre.
Pemungutan suara diadakan pada bulan November setelah sekutu Partai Komunis dan Blok Kiri Costa yang berhaluan keras bergabung dengan sayap kanan dalam menggagalkan anggaran pemerintah minoritasnya. Costa sekarang akan mendapatkan kesempatan baru untuk membentuk pemerintahan dan menyetujui rencana anggaran belanja 2022.
SPartai blok Kiri dan Komunis kehilangan sebagian besar suara mereka dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya pada tahun 2019.
Pemerintahan yang stabil akan menjadi pertanda baik bagi akses Portugal ke paket bantuan pemulihan pandemi Uni Eropa senilai 16,6 miliar euro (US$18,7 miliar).
Begitu juga dengan keberhasilannya dalam menyalurkan dana ke dalam proyek-proyek untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara termiskin di Eropa barat itu.