Bisnis.com, JAKARTA - Polisi menyatakan pertikaian antara dua kelompok warga yang terjadi di Sorong, Papua Barat pada Senin (24/1) menyebabkan 19 orang meninggal dunia.
Bentrok terjebut terjadi sekira pukul 23.44 Waktu Indonesia Timur (WIT). Dalam bentrok itu terjadi aksi serang antara dua kelompok warga yang menggunakan parang, panah dan molotov.
Karo Penmas Divisi Humas Polri menyebut Polda Papua barat beserta jajaran langsung berkoordinasi dengan tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat untuk mencegah aksi balasan.
"Langkah yang dilakukan Polda Papua barat telah melakukan pertemuan kepada perwakilan kedua kelompok yang betikai tujuannya untuk mencegah serta tidak melakukan aksi apapun agar tidak melebar kembali," kata Ramadhan dalam keterangan pers, Selasa (25/1/2022).
Ramadhan berjanji Polda Papua dan Polres Sorong bakal mengusut aktor intelektual dan pelaku dari dua kelompok yang terlibat pertikaian berdarah tersebut.
"Sampai saat ini kami pastikan Polda Papua barat telah berhasil mengendalikan situasi dan tentunya polri dalam hal ini Polda Papua barat melakukan penyelidikan, memeiska saksi mengolah TKP serta memproses guna proses tuntas," ujarnya.
Ramadhan pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Dia juga mengimbau agar tidak ada aksi balasan dari kelompok yang bertikai.
Sebelumnya, Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setiawan saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa pertikaian yang mengakibatkan belasan orang meninggal dunia tersebut.
Kapolres menjelaskan ada satu orang meninggal akibat dibacok dan belasan orang terjebak dalam karaoke Doubel0 yang dibakar massa.
Ary mengungkapkan bahwa pertikaian tersebut terjadi karena salah paham dua kelompok warga asal Maluku yang berawal di tempat karaoke Doubel0 pada dua hari yang lalu dan sudah diupayakan damai. Namun, pertikaian tetap berlanjut hingga kejadian dini hari tadi.