Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Jepang dan Australia Menyepakati Pakta Pertahanan Bersama?

Beijing semakin agresif di Laut China Timur dan Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg
Presiden China Xi Jinping/Bloomberg

Pengaruh China Meningkat

Tidak dapat dibantah bahwa Beijing semakin agresif di Laut China Timur dan Laut China Selatan dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, Presiden Xi Jinping bersumpah akan melakukan “penyatuan kembali Taiwan secara damai” yang memicu tanggapan penuh emosi dari pihak Taiwan.

China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, sementara Taiwan melihat dirinya terpisah dari China dan telah menjadi pulau yang memiliki pemerintahan sendiri sejak berpisah dari daratan pada tahun 1949 setelah perang saudara yang berkepanjangan.

Davis mengatakan kepada CNBC bahwa kekhawatiran besar adalah potensi China untuk mengambil tindakan melawan Taiwan. Pada sisi lain, pakta serta kesepakatan keamanan yang ada di Indo-Pasifik akan memperkuat posisi sejumlah negara untuk mencegahnya.

Beberapa analis politik mengatakan meningkatnya ketegangan antara AS dan China terkait soal Taiwan, akan menjadi risiko utama bagi Asia pada tahun ini.

Di bidang ekonomi, China adalah anggota perjanjian perdagangan terbesar di dunia, yakni Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional yang mencakup sejumlah negara di kawasan Indo-Pasifik.

Beijing juga tengah melakukan lobi untuk bergabung dengan kesepakatan perdagangan besar lainnya. Akan tetapi, AS tidak terlibat dalam pakta perdagangan tersebut.

China juga memiliki program ambisius yang disebut Belt and Road Initiative yang bertujuan untuk membangun infrastruktur fisik dan digital yang menghubungkan ratusan negara dari Asia ke Timur Tengah, Afrika, dan Eropa serta memperluas pengaruh negara tersebut di kawasan itu.

Chin menjelaskan bahwa meskipun banyak diskusi seputar bagaimana negara-negara lain bereaksi terhadap kebangkitan China, penting juga untuk melihat apa yang dihadapi negara tersebut di dalam negeri.

Salah satunya adalah mencakup upaya negara itu menahan wabah Covid-19, serta mencoba mengembalikan ekonominya ke jalur yang tepat. Para ekonom khawatir bahwa masalah pasar properti dan konsumsi yang lesu dapat membebani prospek pertumbuhan China.

Karena itulah, China berharap pada tahun 2022, semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan “mengambil langkah mundur”.

Semua pihak harus menyadari bahwa tidak ada yang diuntungkan jika “perang dingin” tersebut akan berubah menjadi perang sungguhan di kawasan Asia-Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper