Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kasus Omicron RI, Terbanyak Berasal dari Turki dan Arab Saudi

Kemenkes menyebut kasus Omicron di Indonesia paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.
Rio Sandy Pradana
Rio Sandy Pradana - Bisnis.com 09 Januari 2022  |  04:00 WIB
Kasus Omicron RI, Terbanyak Berasal dari Turki dan Arab Saudi
Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI - Bisnis/Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kasus Omicron di Indonesia yang hingga Jumat (7/1/2022) mencapai 318 orang paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati mengatakan secara keseluruhan dari awal kasus Omicron pada Desember 2021 hingga Jumat (7/1/2022) kasus transmisi lokal berjumlah 23 orang dan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri berjumlah 295 orang.

"Secara kumulatif kasus paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi. Kemudian kebanyakan kasus konfirmasi Omicron adalah mereka yang sudah lengkap vaksinasi Covid-19," ujar Widyawati dalam siaran pers, Sabtu (8/1/2022).

Dia menuturkan kebanyakan orang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap dan tidak bergejala sampai bergejala ringan. Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat Covid-19.

Namun upaya vaksinasi saja tidak cukup, harus dibarengi dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Hal ini penting dilakukan untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan Covid-19 kepada orang lain.

Sebanyak 99 persen kasus Omicron yang diisolasi memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. 97 persen kasus didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri dan berasal dari Provinsi DKI Jakarta.

Selanjutnya sebanyak 4,3 persen kasus memiliki komorbid seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi, serta 1 persen kasus membutuhkan terapi oksigen.

Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Adapun, gejala paling banyak adalah batuk dan pilek.

Kemenkes mendorong daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), aktif melakukan pemantauan apabila ditemukan cluster-cluster baru Covid-19 dan segera melaporkan dan berkoordinasi dengan pusat apabila ditemukan kasus konfirmasi Omicron di wilayahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Covid-19 omicron
Editor : Rio Sandy Pradana

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top