Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Bawah Gus Yahya NU Berpolitik Praktis? Ini Kata Pengamat

Virdika menilai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya punya komitmen kuat agar NU tidak terlibat politik praktis seperti tahun 2019.
Gus Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama KH Said Aqil Siradj (kiri) usai penghitungan suara pemilihan Ketua Umum PBNU di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Jumat, (24/12/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)
Gus Yahya Cholil Staquf (kanan) bersama KH Said Aqil Siradj (kiri) usai penghitungan suara pemilihan Ketua Umum PBNU di Gedung Serba Guna (GSG) Unila. Jumat, (24/12/2021). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bisnis.com, JAKARTA- Peneliti Para Syndidacte Virdika Rizky Utama menyoroti sikap politik Nahdlatul Ulama usai terpilihnya KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketuam Umum Pengurus Besar NU (PBNU) periode 2021-2026.

Virdika menilai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya punya komitmen kuat agar NU  tidak terlibat politik praktis seperti tahun 2019.

“Kemungkinan besar NU tidak akan teribat politik praktis seperti 2019. Gus Yahya sudah menegaskan dalam wawancaranya di berbagai media kalau pengurus NU tidak boleh terlibat politik praktis,” ujar Virdika saat dihubungi, Senin (27/12/2021).

“Memang belum ada kepengurusan Gus Yahya, tapi dari pernyataannya jelas kok. Ambil garis dengan politik praktis,” lanjutnya.

Meskipun, kata dia, NU tidak bisa begitu saja dilepaskan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pasalnya, PKB lahir dari rahim NU, tapi punya tupoksi yang beda. 

“PKB menyuarakan kepentingan Nahdliyin di politik praktis atau dikebijakan. NU lebih fokus pada pembangunan civil society dan menjaga politik nilai,” imbuhnya.

Dengan sikap PBNU yang netral dari politik praktis itu, Virdika berpendapat suara kepada PKB tidak akan terpengaruh, bahkan bisa juga meningkat.

“Kemungkinan meningkat nanti tergantung program dan tokoh yang bakal diusung oleh PKB. Selama 2014 dan 2019, PKB dan partai koalisi jokowi kan diuntungkan juga oleh popularitas dan elektabilitas Jokowi,” tutur penulis buku Menjerat Gus Dur: Mengungkap Rencana Penggulingan Gus Dur tersebut.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pengarah Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama Muhammad Nuh menyampaikan bahwa susunan kepengurusan PBNU masa khidmah 2021-2026 akan dirumuskan bersama enam midformatur yang mewakili tiga wilayah, yaitu Wilayah Barat, Wilayah Tengah, dan Wilayah Timur. 

Adapun midformatur yang terpilih mewakili Wilayah Barat adalah Ketua PWNU Lampung Prof H Muhammad Mukri dan Ketua PWNU Kalimantan Selatan KH Abdul Hasib Salim. Sementara itu, dua midformatur mewakili Wilayah Tengah adalah Ketua PWNU Nusa Tenggara Barat (NTB) Prof H Masnun Tahir dan Ketua PWNU Sulawesi Utara H Ulyas Thaha. 

Kemudian  dua midformatur yang mewakili Wilayah Timur adalah Ketua PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) H Pua Monto Umbu Nay dan Ketua PWNU Maluku Utara Sarbin Sehe. "Ini yang akan menjadi Midformatur yang sekaligus punya tugas menyusun kepengurusan PBNU 2021-2026," kata Nuh, dilansir laman resmi NU, Jumat (27/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper