Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menargetkan keuntungan dalam proposal perdamaian yang diajukan kepada kreditur.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjanjikan untuk menjadi maskapai yang mampu menghasilkan keuntungan. Bukan lagi maskapai yang berencana ekspansi dan membuka rute-rute penerbangan baru.
"Dalam proposal perdamaian ini memang message rencana bisnis kita nomor satu profitable bukan ekspansi atau terbang keman -mana dan punya jumlah tipe semua pesawat. Kami hanya terbangkan yang profitable," ujarnya yang dikutip Kamis (23/12/2021).
Selain itu, lanjut Irfan, perseroan juga sudah mengubah proses bisnis agar tidak terulang kejadian pada masa lalu seperti korupsi. Tak hanya itu, emiten berkode saham GIAA juga telah menyusun rencana bisnis yang dapat mengantisipasi apabila kembali terjadi pandemi.
Saat ini, GIAA juga sudah melaksanakan rapat kreditur pertama melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Rapat ini merupakan agenda pertama dari rangkaian proses PKPU yang diajukan oleh PT Mitra Buana Koorporindo selaku kreditur.
Garuda pun telah menyampaikan skema rencana perdamaian yang telah disusun sebagai bagian dari proses restrukturisasi kepada para kreditur dan Tim Pengurus yang telah ditunjuk oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Irfan menegaskan bahwa Garuda Indonesia akan terus secara proaktif membuka diskusi dengan para kreditur demi kesuksesan restrukturisasi perusahaan.
“Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Pengurus bahwa PKPU bukanlah kepailitan, melainkan sebuah upaya mencapai kesepakatan terbaik terhadap langkah langkah penyelesaian kewajiban usaha Garuda Indonesia terhadap kreditur,\" imbuhnya.
Mengingat situasi yang sedang dihadapi, Garuda Indonesia berharap proses PKPU dapat berlangsung secara optimal, efisien, dan juga adil bagi seluruh pihak. Kami sangat terbuka untuk bernegosiasi dan berdialog secara damai dan berbasis goodwill dengan para kreditur dan lessor,” jelas Irfan.
Setelah rapat perdana, kreditur diberikan kesempatan untuk mengajukan tagihan paling lambat pada 5 Januari 2021, yang lebih lanjut akan diverifikasi serta dicocokkan pada rapat kreditur kedua pada pertengahan bulan Januari.
Selama proses PKPU berlangsung, Garuda Indonesia memastikan layanan operasional penerbangan baik untuk penumpang maupun kargo tetap tersedia secara optimal.
Irfan memandang proses PKPU ini akan menjadi titik balik dari upaya pemulihan kinerja Garuda Indonesia.
\"Melalui proses PKPU yang tengah kami jalani, kiranya dapat memberikan outlook yang lebih terukur terhadap langkah pemulihan kinerja yang tengah kami maksimalkan,\" tekannya.