Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan menyarankan agar seluruh pihak menunda perjalanan ke Luar Negeri untuk meminimalisir penyebaran varian baru virus Corona SARS-CoV-2 tipe B.1.1.529 atau Omicron yang begitu cepat.
“Pada masa Nataru [Natal 2021 dan Tahun Baru 2022] ini, tolong tetap prokes (protokol kesehatan)nya harus dijalankan dan kalau bisa jangan ke luar negeri deh, istirahat dulu di sini [Indonesia] dan kalau mau liburan di dalam [Negeri] saja,” katanya melalui konferensi Pers Rapat Tingkat Menteri tentang Persiapan Akhir Libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, dikutip melalui laman Youtube, Selasa (21/12/2021).
Dia melanjutkan, penyebaran varian virus baru tersebut berasal dari Luar Negeri.“Karena sudah terbukti kasusnya dari luar negeri sehingga bukan hanya yang datang, tetapi orang yang dari luar negeri juga bawa risiko [penularan],” lanjutnya.
Budi mengatakan, sepekan terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri, di seluruh pintu masuk, baik darat, laut, maupun udara.
Dari ketiga pintu masuk tersebut, berdasarkan hasil pengamatan tes PCR dan data Whole Genom Sequencing (WGS), positivity rate terbanyak didapati dari pintu masuk darat dan laut.
"Positivity rate [kasus positif yang dideteksi] jalur laut dan darat lebih tinggi dibandingkan pintu masuk udara," ujarnya.
Baca Juga
Oleh sebab itu, pemerintah melibatkan bantuan TNI, Polri, dan Kemendagri untuk memperkuat pintu masuk. Selain meningkatkan WGS, pemerintah juga sudah menggunakan tes PCR dengan metode S-gene Target Failure (SGTF) yang dinilai bisa jauh lebih cepat mendeteksi Omicron.
"Kenapa? Karena PCR dengan SGTF berfungsi sebagai marker, tidak 100 persen seperti WGS. Namun, kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu 4 sampai 6 jam saja. Sedangkan WGS membutuhkan 3 sampai 5 hari," tuturnya.
Budi menegaskan, sampai saat ini belum ditemukan penularan kasus Covid-19 varian Omicron di komunitas lokal. Adapun, tiga kasus Omicron yang telah terdeteksi di Indonesia merupakan kasus imported case atau kasus yang masuk dari luar negeri.
"Sudah terbukti semua kasus yang ada di Indonesia adalah imported case kasus yang masuk dari luar negeri," ucapnya.
Mantan wamen BUMN ini menuturkan, kasus pertama ditelusuri berasal dari WNI (TF) yang datang dari Nigeria pada 27 November 2021, yang menularkan seorang petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta pada 8 Desember 2021.