Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan, meskipun kasus positif di Indonesia dalam kondisi melandai. Pasalnya, kemunculan varian Covid-19 baru masih akan terus ada selama penularan masih terjadi.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini varian virus Corona yang tengah diwaspadai dunia, termasuk Indonesia adalah Omicron. Penyebaran varian Omicron sudah meluas, tidak hanya di negara-negara benua Afrika, namun juga lintas benua dengan total 57 negara.
"Saat ini, dunia termasuk Indonesia sedang menghadapi kemunculan varian Omicron sejak ditetapkan oleh WHO sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VOC)," ujar Wiku dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis, (8/12/2021).
Sebelum Omicron telah ditemukan berbagai varian Covid-19 seperti Alpha, Beta, Gamma, MU serta varian Delta yang saat ini menjadi varian paling dominan setelah sempat menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara.
Ada beberapa poin-poin penting pembelajaran dari berbagai varian itu yang perlu untuk terus diingat dalam menghadapi dinamika Covid-19 saat ini dan di masa yang akan datang.
Pertama, pembelajaran adanya rentang waktu dalam mengidentifikasi karakteristik varian baru, identifikasi perubahan genetik atau mutasi pada virus merupakan hal yang mudah dan cepat untuk dilakukan di laboratorium.
"Meskipun demikian, dengan teknologi saat ini masih dibutuhkan waktu untuk memastikan apakah perubahan genetik yang terjadi betul-betul akan mengubah karakteristik virus, baik dengan memperbanyak studi dan memperluas subjek penelitian," katanya.
Baca Juga
Ia menyampaikan, dunia termasuk organisasi kesehatan dunia atau WHO juga terus belajar dari dinamika varian Covid-19 ini.
Wiku menambahkan, pembelajaran pertama itu mendasari pembelajaran kedua, yakni pentingnya langkah antisipatif dan preventif dalam penanganan varian baru.
"Setidaknya terdapat tiga strategi preventif yang krusial dalam mencegah importasi kasus yaitu kebijakan pada pintu masuk perjalanan internasional, kebijakan pengendalian mobilitas, dan kebijakan protokol kesehatan," paparnya.
Dan pembelajaran terakhir, lanjut dia, pendekatan global dalam menangani pandemi Covid-19. "Meskipun pandemi terjadi di seluruh dunia, nyatanya hingga saat ini belum semua negara memiliki akses yang sama terhadap vaksin, obat, dan alat kesehatan, sebagai contoh adalah kesetaraan akses vaksin," katanya.
Berbagai literatur termasuk publikasi Nielsen dan kawan-kawan pada matriks di awal Juli 2021 menyatakan bahwa terdapat variasi varian Covid-19 yang lebih banyak pada kelompok-kelompok yang belum divaksin.
"Sehingga disimpulkan vaksin dapat mencegah terbentuknya varian baru," katanya.
#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua