Bisnis.com, JAKARTA -- Seiring dengan perkembangan dunia kuliner dan industri pangan, kehadiran ilmu gizi kian penting. Ilmu Gizi membantu mempelajari pentingnya asupan gizi, hubungan antara diet dan gaya hidup, hingga makanan yang mengandung gizi tinggi.
Siti Muslimatun, Kepala Jurusan Food Science and Nutrition Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L) mengatakan bahwa bagian dari ilmu pangan adalah memahami gizi, dan mengapa beberapa orang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda dari yang lain.
Dia menjelaskan sejak bayi, kebutuhan gizi manusia yang terus berubah. Selain itu, perbedaan jenis kelamin dan status kesehatan secara keseluruhan juga menyebabkan kebutuhan gizi yang berbeda.
Dengan kata lain, mengoptimalkan gizi berarti memahami kebutuhan gizi harian yang tepat; termasuk didalamnya mengenali jenis-jenis pangan sesuai kandungan zat gizinya dan proses pengolahan.
“Ilmu pangan lebih dari sekadar apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita. Ilmu pangan juga mempelajari dan menemukan cara untuk memastikan bahwa apa yang kita makan dalam keadaan aman,” katanya dalam keterangan resmi Rabu, (24/11/2021).
Siti Muslimatun menjelaskan ilmu pangan dan gizi telah sangat berkembang karena pangan dan gizi terkait erat dengan kehidupan manusia setiap hari. Untuk mendalami pangan dan perkembangannya, jurusan ilmu pangan bisa menjadi salah satu pilihan.
Dia menuturkan terdapat banyak keuntungan yang diperoleh dari mempelajari ilmu pangan dan gizi karena saat ini banyak sektor memerlukan tenaga kerja yang memahami ilmu pangan dan gizi.
Perusahaan-perusahaan industri makanan dan minuman membutuhkan ahli ilmu pangan dan gizi untuk ditempatkan pada bagian research and development yang bertugas menganalisis kandungan gizi dari produk yang dihasilkan atau di bagian penjaminan mutu serta pengendalian mutu.
Selain itu, instansi pemerintah juga memerlukan tenaga dari bidang ilmu pangan dan gizi dalam kegiatan penetapan standar, inspeksi pangan, surveilans pangan dan gizi serta penyuluhan dan komunikasi kepada masyarakat umum.
Menurutnya, ke depan seiring dengan meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai peranan penting gizi terhadap status kesehatan masyarakat, akan sangat diperlukan lebih banyak tenaga ahli bidang pangan dan gizi untuk kemajuan bangsa.
“Lulusan ilmu gizi juga punya kesempatan yang luas untuk berwirausaha, salah satunya usaha catering. Dengan berwirausaha, kamu pun ikut menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Siti Muslimatun hal menarik lainnya, lulusan pangan dapat juga mengembangkan karirnya di negara lain, khususnya di negara-negara yang industri pangannya sudah maju atau yang sedang berkembang.
Negara seperti ini akan membutuhkan banyak ahli pangan, termasuk lulusan ilmu pangan. Salah satu contoh negara yang bidang pangannya makmur dan sering merekrut ahli pangan dari Indonesia adalah Jepang.
“I3L termasuk Universitas yang membuka jurusan ilmu pangan dan gizi yang tentunya mengikuti standar internasional. Sehingga berbagai ilmu sekaligus peralatan yang digunakan dalam proses perkuliahan akan sesuai standar internasional tersebut,” tambahnya.