Bisnis.com, JAKARTA -- Puro Mangkunegara memperingati 100 hari meninggalnya Mangkunegara IX. Seperti yang sudah banyak diberitakan, usai peringatan tersebut, keluarga inti akan segera memilih sosok penerus tahta Mangkunegaran.
Mangkunegara adalah sempalan Kasultanan Mataram Islam yang muncul usai perjanjian Salatiga yang mengakhiri salah satu perang suksesi paling lama dalam sejarah Jawa. Sosok dibalik berdirinya Mangkunegara adalah Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa.
Semua penerus atau trah Mangkunegaran adalah keturunan Mas Said yang kemudian bergelar Mangkunegara I, termasuk Mangkunegara IX yang mangkat pada bulan Agustus lalu.
Lazimnya suksesi di dalam wangsa Mataram, semua pemimpin, raja, atau sultan adalah laki-laki tertua yang lahir dari permaisuri atau garwa ampil alias selir.
Dalam konteks suksesi Mangkunegaran, ada dua tokoh yang berpotensi jumeneng sebagai Mangkunegara X yakni GPH Paundrakarna Jiwo Suryonegoro atau Gusti Paundra dan GPH Bhre Cakrahutomo Wirasudjiwo.
Paundrakarna adalah putra tertua Mangkunegara IX. Dia lahir dari rahim putri proklamator Sukarno, Sukmawati Soekarnoputri. Paundra mewarisi darah dua tokoh besar yakni Raden Mas Said dan Bung Karno.
Baca Juga
Sosok Paundra belum ini sempat mendapat sorotan publik lantaran unggahan di akun media sosialnya yang menyinggung soal darah Bung Karno dan Mangkunegara.
Meski tak secara spesifik terkait suksesi, unggahan itu banyak ditafsirkan sebagai indikasi alotnya proses penentuan pengganti Mangkunegara IX.
Sementara Bhre Cakrahutomo adalah putra bungsu dari Mangkunegara IX dengan permaisuri, Prisca Marina Haryogi Supardi.
Nama Bhre jika merunut tradisi dalam suksesi Jawa lebih berpeluang menjadi raja Mangkunegara karena merupakan putra bungsu dari permaisuri Mangkunegara IX.
Peluang besar Bhre duduk di singgasana Mangkunegara tersebut juga diamini oleh para pejabat di lingkungan Mangkunegaran dengan dasar putra tertua dari permaisuri tersebut.
Meskipun untuk kepastian penunjukan calon penerus tersebut masih menunggu keputusan dari keluarga inti.
Memang belakangan ini muncul juga kandidat lain selain Bhre dan Paundra. Kandidat itu adalah cucu Moh Yamin, KRMH Roy Rajasa Yamin.
Namun jika dirunut berdasarkan trah, Roy adalah putra dari putri tertua dari Mangkunegara VIII, GRA Retno Sayuti.
Kalau mengacu sejarah suksesi di wangsa Mataram Islam yang menganut jalur patrilineal, Roy Rajasa tidak berhak memegang tampuk kekuasan di Kraton Mangkunegaran.