Bisnis.com, JAKARTA- Ketua Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ) Kalbar Purwati Munawir memastikan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat memiliki komitmen kuat untuk membantu para korban banjir di Sintang.
Bahkan, hingga kini, perusahaaan perkebunan sawit anggota GAPKI telah menyalurkan lebih dari 10 ribu paket bantuan kepada masyarakat terdampak banjir.
“Pada prinsipnya seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat mendukung berbagai upaya Pemprov Kalbar terutama terkait penanganan bencana dan hal ini sudah berlangsung lama,” kata Purwati, seperti rilis pers pada Senin (15/11/2021).
Purwati memastikan, hingga saat ini, sebanyak 25 perusahaan perkebunan sawit anggota GAPKI telah menyalurkan lebih 10.000 paket bantuan sembako.
Bahkan pada tahap berikutnya, GAPKI masih akan menyalurkan lagi bantuan sekitar 10.000 paket secara bertahap di 6 kabupaten, Sanggau, Sekadau Melawi, Sintang, Kapuas Hulu dan Ketapang.
”Bantuan bagi masyarakat yang terdampak banjir itu merupakan bentuk kepedulian GAPKI dan dukungan terhadap Pemprov Kalbar dan masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Purwati, sejak awal banjir terjadi, perusahaan sangat peduli dan siaga untuk membantu masyarakat terdampak. Perkebunan sawit PT Bumi Pratama Khatulistiwa misalnya dengan sigap langsung mengirimkan 450 boks minyak goreng. Bantuan itu diserah terimakan di Pendopo Gubernur, beberapa waktu lalu.
“GAPKI Kalbar juga bergerak cepat dengan menyalurkan 2.000 paket sembako. Bantuan paket sembako juga disalurkan PTPN XIII,” katanya.
Langkah serupa dilakukan perusahaan perkebunan yang berada tidak jauh berada dari lokasi bencana. PT Parna Agromas, misalnya, dengan sigap menyiapkan bantuan berupa sembako bagi masyarakat terdampak banjir di Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat.
Bantuan 1.000 paket sembako yang diserahkan melalui Muspika Belitang Hilir dan 245 Paket khusus untuk Desa Entabuk yang diserahkan langsung kepada kepala desa Entabuk. Total paket bantuan yang diberikankan berjumlah 1.245 paket sembako.
Dalam rilis yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan hingga Senin 15 November 2021 terdapat 12 kecamatan masih terendam banjir, di antaranya, Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian, dan Kelam Permai.
Menurut Abdul Muhari bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan barat itu dipicu oleh faktor cuaca, yakni tingginya intensitas hujan di wilayah hulu Sungai Kapuas.
“Banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Sungai Kapuas dan Sungai Mezlawi meluap,” kata Abdul Muhari.
Sebelumnya, anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Barat, Daniel Johan, mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk meninjau dan melakukan evaluasi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Kapuas.
Daniel Johan menilai, peninjauan dan evaluasi tersebut penting agar pemerintah mengetahui gambaran penyebab banjir. Setelahnya, pemerintah bisa segera melakukan pemulihan.
"KLHK perlu ada peninjauan terhadap DAS Sungai Kapuas, apakah banjir tersebut akibat dari pendangkalan sungai, atau karena hal lain" kata Johan.