Bisnis.com, JAKARTA-Salah satu pemegang saham PT Genomi Solidaritas Indonesia atau PT GSI Arsjad Rasjid menyebut pada awal berdirinya GSI tidak mengajak Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN, Erick Thohir. Jika pun ada pejabat terlibat, Arsjad menganggap sah-sah saja.
“Terus kalau punya uang lalu jadi pejabat, tapi gak boleh investasi, orang gak boleh hidup lagi? I think it's wrong ya,” ungkap Arsjad dalam wawancara salah satu televisi, dikutip Selasa (9/11/2021).
Ketua Kadin itu menegaskan tidak ada niat untuk mencari keuntungan lewat bisnis PCR. Dia mengklaim tujuan mendirikan GSI adalah untuk misi sosial.
“Kenapa dibuat sebuah perusahaan? Karena entitas perusahaan sosial di Indonesia belum ada. Kalau di luar sudah ada Namanya B-Corps di Amerika. Di Inggris saya lupa, Singapura dan dimana-mana sudah ada. Di Indonesia belum ada,” ujarnya.
Ide mendirikan PT GSI bermula saat dirinya mengetahui kalau Indonesia saat itu masih terbatas dalam pendeteksian Covid-19 melalui tes swab PCR. Kondisi ini membuat pemerintah kewalahan.
“Jadi ada sosial dan enterprise. Pak Luhut juga gak pernah ikut-ikutan sama sekali. Saya bukan bela Pak Luhut atau menginikan Erick Thohir. Saya ngomong sama Erick aja gak pernah soal ini. Kalau emang uang itu bener, emang salah mau naro di perusahaan, investasi?”
Baca Juga
Sebelumnya, Partai Adil Makmur (Prima) melaporkan soal dugaan bisnis PCR ini dilaporkan ke KPK pada pekan lalu. Terlapornya adalah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir.