Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selain Tarif Turun, Jokowi Minta Masa Berlaku Tes PCR 3x24 Jam

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan supaya masa berlaku tes PCR menjadi 3x24 jam.
Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada, Jumat (1/10/2021), di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Presiden Joko Widodo menjadi pemimpin Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada, Jumat (1/10/2021), di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Bisnis.com, JAKARTA — Selain meminta harga PCR turun menjadi Rp300.000, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan arahan supaya masa berlaku tes tersebut diperpanjang menjadi 3x24 jam.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan keterangan resmi mengenai perkembangan penanganan Covid-19.

"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300.000 dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," katanya dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Setpres, Senin (25/10/2021).

Luhut juga menyampaikan, meskipun kasus Covid-19 semakin terkendali, pemerintah harus tetap memperkuat 3T (testing, tracing, treatment) dan masyarakat juga disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M agar tidak terjadi lonjakan kasus terutama selama periode libur Natal dan tahun baru atau Nataru.

Selain itu, sambungnya, secara bertahap penggunaan PCR akan diterapkan pada moda transportasi lainnya selama masa libur Nataru.

Antisipasi ini harus dilakukan mengingat pada tahun lalu, mobilitas masyarakat di Jawa dan Bali tetap meningkat meskipun syarat penerbangan ke Bali menggunakan tes PCR.

"Sehingga ini akan meningkatkan risiko kenaikan kasus Covid-19," ucap Luhut.

Lebih lanjut, terkait banyaknya kritik terkait wajib tes PCR untuk penumpang pesawat, Menko menegaskan bahwa kebijakan tersebut diberlakukan karena penyebaran virus akan semakin meningkat seiring dengan tingginya mobilitas masyarakat.

"Sekali lagi, saya tegaskan kita belajar dari banyak negara yang melakukan relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan kemudian kasusnya meningkat pesat meski vaksinasinya jauh tinggi dibandingkan Indonesia," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper