Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Tahu Kapan Berakhir, Pemerintah Upayakan Pandemi Covid-19 Menjadi Endemi

Pemerintah berupaya menjadikan Covid-19 agar menjadi endemi dengan menekan laju penularannya, karena belum dapat memprediksi kapan pandemi akan berakhir.
Layar menampilkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar menampilkan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berupaya menjadikan Covid-19 agar menjadi endemi dengan menekan laju penularannya, karena belum dapat memprediksi kapan pandemi akan berakhir.

“Tidak ada yang tahu bagaimana kondisinya. Yang pasti, yang bisa kita lihat kondisinya yang membaik ini pastinya laju penularan yang semakin baik, penanganan pandemi Covid-19 kita yang semakin baik,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, Rabu (20/20/2021).

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 itu mengatakan, endemi merupakan wabah penyakit yang terjadi secara konsisten namun terbatas pada wilayah tertentu saja, sehingga laju penyebaran dan penyakitnya dapat dikendalikan atau diprediksi.

Penyakit endemi akan selalu ada pada populasi atau wilayah tertentu, sedangkan pandemi adalah suatu wabah yang menyebar secara luas di dunia, seperti Covid-19 dan Flu Spanyol pada masa silam.

Kendati demikian, Nadia menyampaikan bahwa prediksi para pakar epidemiologi yang menyebut bahwa pandemi Covid-19 bisa berakhir. Akan tetapi, tidak ada yang dapat memastikan kapan pandemi bisa berubah menjadi sebuah endemi.

Nadia menjelaskan, salah satu syarat pandemi bisa berubah menjadi endemi adalah jika penyakitnya bisa terkendali. Pada kasus Covid-19, kondisi laju penularannya terus menurun dan hanya terjadi di beberapa tempat saja.

“Kondisi laju penularannya seperti kita ini, sudah banyak negara-negara yang sudah menurunkan kasusnya. Kalau endemi kan penyakitnya hanya pada beberapa tempat saja dan berpotensi terjadi peningkatan kasus, tapi tidak meluas di seluruh wilayah,” ujarnya.

Menurutnya, yang bisa dilakukan Indonesia untuk mempertahankan tren penurunan kasus Covid-19 saat ini adalah membuat pandemi lebih terkendali melalui cakupan vaksinasi.

“Itu adalah salah satu syarat untuk bisa terkendali pandeminya ini. Upaya apa yang harus dilakukan? Ya harus menekan terus jumlah kasus tersebut dan memberikan vaksinasi, deteksi dini untuk kasus-kasus positif, itu bisa dikendalikan dengan baik tentunya situasinya,” ucapnya.

Lebih lanjut Nadia menjelaskan, jika kasus Covid-19 sudah terkendali dan cakupan vaksinasi telah mencapai angka 70 persen dari total populasi penduduk, maka tidak menutup kemungkinan Indonesia bisa seperti negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat, di mana tidak perlu lagi menggunakan masker di tempat terbuka.

“Kita lihat kan kemarin pertandingan Thomas Cup, penontonnya tidak menggunakan jarak lagi. Kalau kasusnya sudah sangat rendah, kemudian deteksi dininya sudah sangat baik, maka hal-hal itu sangat memungkinkan untuk dilakukan. Artinya, protokol kesehatannya sudah mulai bisa terkendali,” jelas Nadia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Lili Sunardi
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper