Bisnis.com, JAKARTA - Ribuan pengguna jejaring sosial utama Facebook Inc. dan aplikasi berbagi foto Instagram melaporkan mengalami kesulitan mengakses layanan untuk waktu yang singkat pada Jumat (8/10/2021) tengah hari waktu AS. Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu mereka berada di luar jangkauan banyak orang.
Lebih dari satu jam setelahnya, Instagram meminta maaf atas pemadaman. Instagram mengatakan di Twitter bahwa situasinya telah teratasi. "Semuanya telah diperbaiki, dan semuanya harus kembali normal sekarang," tulis perusahaan. “Terima kasih telah menemani kami.”
Sekitar pukul 15.00 waktu New York, lebih dari 36.000 orang melaporkan masalah yang timbul saat membuka Instagram, dan lebih dari 2.300 pengguna mencatat masalah yang sama pada aplikasi Facebook. Menurut situs web Downdetector, yang melacak pemadaman internet, laporan sebagian besar mereda sekitar jam 17.00 sore waktu New York.
Sebelumnya, pada 4 Oktober 2021, jejaring sosial yang aplikasinya memiliki lebih dari 2,75 miliar pengguna setiap hari tersebut mengalami pemadaman global yang luas yang berlangsung sekitar enam jam.
Perusahaan menyalahkan downtime pada masalah dengan konfigurasi jaringannya. Facebook yang berbasis di Menlo Park, California mengatakan pemadaman pada Jumat tidak terkait dengan masalah konektivitas yang dialami beberapa hari sebelumnya.
Terkait pemadaman sebelumnya, pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pemadaman terburuk yang pernah mereka alami selama bertahun-tahun.
Baca Juga
Selain itu, dirinya juga tidak memikirkan mengenai orang-orang yang beralih ke platform lain atau uang yang hilang, namun menyadari dampak dari layanan mereka yang cukup besar.
“Kekhawatiran yang lebih dalam dengan pemadaman seperti ini bukanlah berapa banyak orang yang beralih ke layanan kompetitif atau berapa banyak uang yang hilang, tetapi apa artinya bagi orang-orang yang mengandalkan layanan kami untuk berkomunikasi dengan orang yang dicintai, menjalankan bisnis mereka, atau mendukung komunitas mereka” Ucapnya.
Kemudian, Mark membahas mengenai berbagai tuduhan dan debat mengenai layanannya. Dirinya mengatakan bahwa mereka sangat peduli dengan keselamatan, kesejahteraan dan kesehatan mental. Namun, berbagai klaim yang masuk menurutnya tidak masuk akal.
Berbagai tuduhan yang Mark tanggapi adalah mengenai bahwa dirinya mengabaikan berbagai penelitian, tidak peduli dalam memerang konten berbahaya, menyembunyikan hasil mereka, dan mengenai media sosial yang bertanggung jawab atas polarisasi masyarakat seperti yang diklaim beberapa orang.
“Inti dari tuduhan ini adalah gagasan bahwa kami memprioritaskan keuntungan di atas keselamatan dan kesejahteraan. Itu tidak benar.” ucapnya dalam membahas mengenai tuduhan-tuduhan tersebut.