Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Masuk Bursa Pilpres 2024? Ini Penjelasan Stafsus KBUMN

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga angkat bicara soal isu keikutsertaan Erick Tohir dalam bursa Pilpres 2024.
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN memberikan konfirmasi terkait nama Erick Thohir yang muncul dalam survei bursa Pilpres 2024.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyampaikan Erick Thohir saat ini masih berfokus berkerja sebagai Menteri BUMN. 

"Gini, Pak ET kerja aja dulu. Soal adanya peluang, naik apa semua, biarin ajalah, publik aja yang menilai. Kita enggak lihat dulu 2024, masih lama. Sekarang baru 2021, masih lama lah. Jadi yah, belum mikir sejauh itu lah," paparnya dalam pertemuan dengan media secara virtual, Selasa (5/10/2021).

Arya memberikan penjelasan terkait pertanyaan nama Erick Thohir muncul di survei bursa Pilpres 2024. Salah satu programnya, yakni Girls Take Over (GTO) juga menarik perhatian publik.

Menjawab hal tersebut, Arya kembali menjelaskan, program GTO, dimana perempuan muda berlatih menjabat posisi tertinggi di BUMN, merupakan dukungan terhadap program dari PBB.

"Melalui GTO, kami mendukung program PBB, yang memang kita juga support dan Pak ET tergetnya kaum perempuan itu menjadi pemimpin BUMN sampai 25 persen. Jadi saya rasa, itu adalah bagian dari misinya Pak ET untuk menghasilkan perempuan sebagai pemimpin-pemimpin BUMN," imbuhnya.

Arya menambahkan, jika memang dukungan suara untuk Erick Tohir memang besar dan hasil survei positif, dia menyampaikan biar masyarakat yang menilai. 

"Kalau suaranya dari survei-survei bagus, yah biarin aja lah, publik aja yang menilai," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper