Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjawab tudingan berbagai pihak yang menganggap pemerintah telah gagal menanganai pandemi Covid-19.
Jawaban tersebut disampaikan Luhut dalam wawancara khusus di program Kick Andy Double Check bertema "Ada Apa dengan Luhut?" yang ditayangkan di Youtube pada Minggu (25/7/2021).
Jurnalis Senior serta pembawa acara Andy F. Noya melontarkan pernyataan banyaknya pihak yang menilai penanganggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia telah gagal.
Indikatornya, kata Andy, jumlah warga yang terpapar Covid-19 meningkat, angka kematian melonjak, dan masyarakat yang kehilangan mata pencarian serta menjadi miskin semakin banyak.
Luhut pun menjawab secara detail bagaimana dirinya menjadi koordinator penanganan Covid-19 setelah diberikan mandat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Waktu saya diberi tugas ini, tanggal 3 [Juli] mulai mundur 4 hari, keadannya mulai gak bagus. Kita gak terbayangkan juga delta varian itu begitu dahsyat. Kalau ada orang yang menilai [pemerintah gagal] itu sah-sah saja," ujar Luhut seperti dikutip, Rabu (28/7/2021).
Dia mengatakan penanganan Covid-19 tidak bisa dilihat hanya dalam satu minggu, tetapi 2-3 minggu. Jika pemerintah mulai menerapkan PPKM Darurat pada 3 Juli, maka hasilnya baru bisa dilihat 2-3 minggu kemudian.
Menurutnya, butuh waktu untuk menujukkan grafik Covid-19 di fase plato atau melandai baru mengalami penurunan
"Gak bisa seperti membalikkan tangan. Orang kan kadang-kadang tidak sabar melihat itu. Sekali-kali saya katakan semua bisa dilihat lah, tetapi perlahan," ungkapnya.
Luhut juga mengungkapkan ada tiga masalah utama dalam penanganan Covid-19. Pertama, sektor hulu yaitu kebiasaan manusia untuk menerapkan protokol kesehatan.
Mantan Menteri Perindustrian Era Presiden Gus Dur tersebut menegaskan pentingnya pola kedisiplinan untuk menerapkan 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Ini soal sederhana, tetapi kunci utama," imbuhnya.
Persoalan Kedua, baru masuk bagaimana pemerintah melakukan 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment. Luhut mengatakan pemerintah akan menerapkan 3T secara masif.
Bahkan, lanjutnya, pemerintah sudah menyiapkan lebih dari 70 ribu tenaga pelacak atau tracers yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI dan Kapolri.
"Itu kita buat sampai berjenjang ke bawah. Itu hanya untuk Jawa-Bali," jelasnya.
Ketiga, soal pengambilan keputusan. Luhut mengaku dirinya sudah mengundang semua pakar ahli di masing-masing bidang sehingga pengambilan keputusan tidak dilihat dalam satu angle atau sudut pandang.
Pemerintah melihat penanganan pandemi Covid-19 dari mulai masalah kesehatan, ekonomi, sosiologi, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dengan begitu, dia menyatakan proses pengambilan keputusan itu betul-betul yang terbaik.
"Apakah ini sudah sempurna? Pastilah tidak. Tapi hampir tidak ada elemen yang saya lupa. Saya gak ada kepentingan beda diri, buat apa juga? Itu [rapat] ada teman Menteri, Kepala Daerah, Pangdam, Kapolda, profesor. Saya undang semua. Saya cek teman saya di AS, China, Singapura. Orang menggampangkan saja, itu yang kadang-kadang bikin saya sedih," ucap Luhut.