Bisnis.com, JAKARTA - Abu Dhabi menggunakan pemindai wajah untuk mendeteksi infeksi virus corona di mal dan bandara, setelah uji coba terhadap 20.000 orang menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi.
Dilansir Bloomberg, Senin (28/6/2021), teknologi ini dapat mendeteksi infeksi dengan mengukur gelombang elektromagnetik yang berubah ketika partikel RNA virus ada di dalam tubuh.
Hasilnya menunjukkan sensitivitas 93,5 persen, mencerminkan keakuratan mengidentifikasi mereka yang terinfeksi.
Pemindai ini dikembangkan oleh EDE Research Institute Abu Dhabi, sebuah unit dari International Holding Co.
Uni Emirat Arab, di mana Abu Dhabi menjadi bagiannya, memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, tetapi kasus baru setiap hari terus berkisar sekitar 2.000 sejak Maret.
Otoritas Manajemen Bencana dan Krisis Darurat Nasional UEA mengatakan lebih dari sepertiga kasus di negara itu adalah varian delta dari patogen yang pertama kali terdeteksi di India.